JAMBI, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO - Pembangunan Gedung radioterapi di RSUD Raden Mattaher (RSRM) Provinsi Jambi molor dari target November 2023. Akibatnya, pihak RSRM melakukan perpanjangan (addendum) pekerjaan dengan konsekuensi kontraktor membayar denda keterlambatan satu permil (perseribu) dari sisa kontrak.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pekerjaan gedung radioterapi Maksum mengakui sudah dilakukan addendum kontrak. Dan hingga saat ini pekerjaan sudah 95 persen. "Targetnya hingga 20 Januari dan harus dikejar targetnya, sekarang pekerjaan yang belum tinggal finishing saja sifatnya," ucapnya kepada Jambi Ekspres.
Terkait pencatatan addendum kontrak, kata Maksum sudah diserahkan pihak rumah sakit ke Sekretariat Daerah agar pekerjaan perpanjangan kontrak bisa dibayar di akhir tahun.
Alasan pekerjaan ini molor, Maksum mengatakan karena teknis pekerjaan yang tak mudah. "Memang sulit pengerjaannya dan kemarin lambat juga mulanya (di tengah) tahun," ucapnya.
BACA JUGA:Anies Heran Presiden Jokowi Ikut Komentari Debat Pilpres
BACA JUGA:Satpol PP Buka Segel Lahan PT. SAS
Ia menambahkan, terkait penggunaan teknologi nuklir pada gedung radioterapi sudah aman. "Sudah ada izinnya dari Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten), selaku pihak yang mengurus izin radiasi di Indonesia ini," terangnya.
"Dan untuk peralatan lainnya sudah datang dan siap untuk digunakan (uji fungsi)," kata Maksum.
Sementara itu, Direktur Utama RSRM dr.Herlambang mengatakan pekerjaan tak tepat target pada November lalu, karena harus adanya proses. "Dan yang penting Alhamdulillah gedung ini akan selesai," terang Herlambang.
Ia mengakui akan dilakukan uji fungsi bangunan yang berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dari Kemenkes ini.
Adapun pembangunan gedung radiologi center RSUD Raden Mattaher ini dibangun dengan alokasi dana khusus Rp 16,6 miliar dan bantuan alat kesehatan untuk gedung tersebut sebesar Rp 57 miliar. Dimana alat yang dipakai berasal dari Jerman yang sudah dilakukan konsolidasi dengan Kementerian Kesehatan.
Dari keterangan Direktur RSUD Raden Mattaher dr. Herlambang saat awal pembangunan pada 14 Juli 2023 lalu menyatakan, gedung radioterapi yang dibangun berukuran 33 x 34 meter. "Nanti kapasitas per hari bisa menampung 70 orang pasien per harinya, gedung ini pertama kali dibangun di Jambi," kata Dirut Herlambang.
Harapannya dengan adanya fasilitas ini masyarakat tak lagi berobat keluar kota atau luar negeri. Karena fasilitas ini merupakan terminal kanker pemeriksaan lanjutan kemoterapi dan dibarengi dengan kemoterapi.
Untuk tenaga medis pada fasilitas ini, Herlambang mengaku sedang dalam persiapan dan pelatihan. "Dokternya sudah ada, dan timnya kita persiapkan. Termasuk kolaborasi dengan Perkumpulan Radioterapi Indonesia," ucapnya.
Ia menambahkan bangunan ini akan dibuat secara khusus (bunker) dengan dinding setebal 3 hingga 4 meter agar tak ada radiasi.