JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan bahwa banjir tahunan di pesisir Jakarta dapat menciptakan kerugian ekonomi Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depan.
“Estimasi kerugian ekonomi secara langsung akibat banjir tahunan di pesisir Jakarta mencapai Rp2,1 triliun per tahun dan dapat meningkat terus setiap tahunnya hingga mencapai Rp10 triliun per tahun dalam 10 tahun ke depannya,” kata Menko Airlangga dalam seminar nasional “Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall)" di Jakarta, Rabu.
Menurut Airlangga, terdapat kerugian ekonomi secara tak langsung serta potensi kehilangan kesempatan (opportunity cost) yang jauh berlipat ganda dari angka kerugian awal.
Untuk itu, pemerintah menginisiasi proyek Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN). Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh Kementerian PUPR, untuk proyek di Jakarta, ada tiga tahapan atau fase pembangunan.
Fase pertama dimulai dengan pembangunan tanggul pantai dan sungai, serta pembangunan sistem pompa dan polder di wilayah Pesisir Utara Jakarta.
Kemudian fase kedua, pembangunan tanggul laut dengan konsep terbuka (open dike) pada sisi sebelah barat pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2030.
Fase ketiga, pembangunan tanggul laut pada sisi sebelah timur pesisir utara Jakarta yang harus dikerjakan sebelum tahun 2040.
Apabila penurunan tanah tetap terjadi setelah tahun 2040, maka konsep Tanggul Laut Terbuka akan dimodifikasi menjadi Tanggul Laut Tertutup.
Pada lain kesempatan, Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo mengatakan bahwa untuk tahap awal, pemerintah akan berfokus untuk membuat tanggul pantai yang kemudian akan terus dievaluasi. Sedangkan estimasi kebutuhan anggaran untuk proyek fase pertama sebesar Rp164,1 triliun.
Selain untuk melindungi aset-aset seperti jalan tol, kawasan industri di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa, pemerintah akan merancang Giant Sea Wall yang terintegrasi dengan infrastruktur lainnya.
“Jadi fungsi tanggul bisa dipakai untuk jalan, bisa dipakai untuk kereta api, bagi temen-temen dari pertahanan mungkin bisa dipakai sebagai pertahanan, untuk bandara yang baru. Kan ini jadi nilai tambah bagi kita semua,” ujar Wahyu. (ant)