Kisah Ali, Nelayan NTT yang Dituduh Selundupkan 55 Imigran ke Australia
ALI Yasmin, seorang nelayan Indonesia, dituduh menyelundupkan 55 pencari suaka asal Afganistan ke Australia. Seperti apa ceritanya?
"SAYA sebenarnya ditipu pada saat itu. Saya diajak bekerja di kapal barang," cerita Ali Yasmin, ketika memulai kisahnya kepada ANTARA.
Tertarik dengan janji akan gaji, dia pun langsung meninggalkan pekerjaannya sebagai nelayan pencari ikan, walaupun masih berusia 13 tahun. Saat itu Tahun 2009.
Ali Yasmin merupakan nelayan asal Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, yang pada usia 13 tahun dituduh menyelundupkan 55 pencari suaka asal Afganistan masuk ke Australia.
Keinginannya untuk berlayar dan bekerja di kapal barang, tidak lain karena ingin membantu mamanya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ayahnya sudah meninggal saat dia masih bayi, sehingga dia pun meninggalkan kesempatannya untuk menimba ilmu di sekolah menengah pertama (SMP) di Kedang, salah satu desa di Kabupaten Lembata, walaupun dia adalah anak terakhir dari empat bersaudara.
Kakak pertamanya yang laki-laki juga tidak ada pekerjaan, sementara dua kakaknya yang lain, yang merupakan perempuan, hidup bersama suaminya masing-masing.
"Bapak sudah meninggal, kasihan mama cari uang sendiri, sehingga saya kemudian awalnya ikut kapal ikan sampai Maumere. Di Maumere inilah saya bertemu dengan seorang pria yang saya dengar biasa dipanggil dengan sebutan Daeng," ceritanya sambil tersenyum lirih, saat ditemui di salah satu hotel di Kota Kupang, Rabu pekan lalu.
Sambil bercerita, sesekali Al Yasmin yang kini sudah berusia 27 tahun itu menyeruput kopinya yang tampaknya sudah tidak panas lagi.
Dalam kisahnya, orang dengan panggilan Daeng itu menjanjikan akan memberikan gaji yang banyak dan dirinya akan ditugaskan sebagai juru masak di kapal.
Tanpa berpikir panjang, Ali Yasmin kecil langsung menyetujui, sehingga langsung dipesankan tiket pesawat dan terbang menuju Kendari.
Di Kendari Ali dan kawan-kawan tidak menginap atau mencari tempat tinggal di perkotaan, namun di pedalaman Kota Kendari. Bahkan, selama di pedalaman itu selalu berpindah-pindah tempat.
Di sanalah kemudian Al Yasmin bertemu dengan ABK dan nakhoda serta beberapa orang yang menurut dia menjadi dalang di balik pengiriman puluhan pencari suaka asal Afganistan ke Australia itu. Dia mengetahui nama orang tersebut dan bahkan selama dua bulan tinggal lama bersama perekrutnya, termasuk dalang di balik kasus tersebut.