“Ini yang menurut saya juga akan cukup mengganggu bagi narasi-narasi politik yang dimainkan olen paslon lain. Saya melihat ini cukup lumrah kenaikan ini karena memang persaingan di Jawa Tengah ini adalah bahwa ini pertarungan antar kader PDIP, karena secara ideologi sama-sama nasionalis," ungkapnya.
BACA JUGA:PDIP Kukuhkan Seribu Relawan Edi Purwanto dan Prabowo Gibran
"Artinya larinya pemilih Jokowi ke Prabowo-Gibran secara nasionalis juga menguntungkan karena tidak terlalu jauh jarak yang ditarik,” tambahnya.
Dijelaskan Arifki, dengan meningkatnya elektabilitas Prabowo-Gibran yang tinggi di Jawa Tengah ini menjadi kunci kemenangan Pilpres 2024 dalam sekali putaran.
“Ya kalau kita berkaca soal pemilu satu putaran, dua putaran tentu tidak bisa saya komentar sekarang, tetapi memang kalau potensinya ada satu putaran. Tapi kita harus juga melihat bahwa dari semangat 01 maupun 03 yang berusaha agar masuk ke putaran kedua,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Arifki, meningkatnya elektabilitas Prabowo-Gibran di kandang PDIP ini menjadi kekhawatiran tersendiri bagi capres nomor urut 03 hingga ada gerakan untuk menyatukan koalisi dengan capres nomor urut 01 Anies-Muhaimin di putaran kedua apabila Pilpres 2024 berlangsung dalam dua putaran.
“Jadi potensi paslon 02 untuk masuk satu putaran besar, tetapi juga ada ruang untuk di putaran kedua. Karena memang tidak mungkin antara 01 dan 03 membiarkan ini untuk satu putaran. Mereka berpotensi untuk berkoalisi,” pungkasnya. (kta)