Gerakan Sebutir Telur untuk Masa Depan Anak-Anak

Selasa 13 Feb 2024 - 11:10 WIB
Editor : Adriansyah

Cerita drg Yenny Yokung Yong, Dokter Gigi yang Mengabdi di Papua Selatan

Berlatar belakang sebagai dokter gigi, Yenny banyak aktif di bidang sosial dan kemanusiaan di Tanah Papua terutama di Kabupaten Asmat. Selain seorang dokter, ia merupakan Ketua Komunitas Medik Katolik Indonesia (KMKI) Kabupaten Asmat. 

---

"SAYA akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan," itulah selarik sumpah yang diucapkan Yenny Yokung Yong, seorang dokter gigi yang kini bertugas di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Provinsi Papua Selatan.  

Yenny merasa terpanggil untuk mengabdikan hidupnya untuk membantu anak-anak di Kabupaten Asmat,  khususnya di Distrik (Kecamatan)  Agats  yang kekurangan gizi.


drg Yenny Yokung Yong--

Sejak 10 bulan terakhir, dokter asal Makassar tersebut bersama organisasi yang dipimpinnya berkolaborasi dengan Keuskupan Agats membantu memperbaiki gizi anak-anak yang kurang beruntung.

Sebelum gerakan "Sebutir Telur" tersebut digagas secara terjadwal seperti saat ini, Keuskupan Agats sebetulnya telah mulai menjalankannya di beberapa perkampungan. Keuskupan menjual satu butir telur dengan harga yang terbilang jauh lebih murah jika dibandingkan harga di warung kepada mama-mama yang mempunyai anak.

BACA JUGA:Happy Asmara Pacari Anak Pengusaha Tambang

BACA JUGA:Ivan Wirata Ingin Raih Kemenangan Dengan Cara Elegan

Langkah ini secara tidak langsung ingin mengajarkan bahwa memberikan makanan yang sehat dan bergizi merupakan tanggung jawab yang harus dipenuhi orang tua. Seiring berjalannya waktu, pada Mei 2023 KMKI bekerja sama dengan keuskupan setempat mulai merancang program Sebutir Telur dengan cara merangkul dan mencari anak-anak usia dua hingga tujuh tahun yang bermasalah dengan pemenuhan gizi.

 Dorongan kemanusiaan ini pada dasarnya berangkat dari rasa keprihatinan yang mendalam. Menyaksikan banyak anak-anak di Kabupaten Asmat yang bermasalah dengan gizi serta kesulitan mendapatkan air bersih, Yenny bertekad setiap anak harus keluar dari kondisi yang mengkhawatirkan itu.

Jika merujuk Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2020 Kabupaten Asmat yang masih tergabung dalam Provinsi Papua, provinsi itu menempati urutan ketiga setelah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Barat dalam hal prevalensi stunting. Kemudian prevalensi balita wasting, Provinsi Papua berada di posisi ketujuh.

Stunting merupakan  gangguan tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi yang parah (kronis) dan infeksi yang persisten sehingga anak menjadi pendek atau sangat pendek. 

Sedangkan wasting adalah kondisi anak yang berat badannya menurun seiring waktu hingga total berat badannya jauh di bawah standar kurva pertumbuhan atau berat badan berdasarkan tinggi badannya rendah (kurus) dan menunjukkan penurunan berat badan (akut) dan parah. Pemicu wasting biasanya karena anak terkena diare sehingga berat badannya turun drastis tapi tinggi badannya tidak bermasalah.

Kategori :

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 22:54 WIB

Dewan Ingatkan BKPSDM

Minggu 22 Dec 2024 - 22:52 WIB

Sekda Buka Rakor Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:51 WIB

Pendaftaran P3K Dibuka Akhir Desember

Minggu 22 Dec 2024 - 22:49 WIB

134 Personil Amankan Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:48 WIB

Konflik Lahan Berakhir Damai