Selain itu, Bagus juga bergabung dalam Masyarakat Sagu Indonesia (Massi) dan termasuk dalam mahasiswa yang melakukan penelitian di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) 2023-2024.
Sebagai anak yang besar di kabupaten penghasil sagu terbesar di Indonesia, Bagus menaruh perhatian besar dengan tanaman pangan itu. Bahkan sejak sekolah, ia sudah mulai melek dengan permasalahan limbah sagu yang saat ini belum mampu dikelola secara maksimal.
Berkat dari pengalaman, ilmu dan jejaring yang sudah terbangun sebelumnya, Bagus menjadi delegasi Unri untuk berangkat ke Jepang. Dia mempresentasikan pengolahan limbah ampas dan kulit sagu menjadi arang briket dalam "Event Sago Symposium" di Tokyo pada Juli 2023.
Masih pada tahun yang sama pada Desember 2023, lelaki berkacamata ini kembali mengikuti International Academy Writing Competition (IAWC). Karya ilmiahnya bertema pengembangan bioenergi ampas sagu berhasil merebut medali perunggu di ajang itu. Kompetisi itu sendiri diikuti peserta dari negara-negara ASEAN, China, dan Taiwan.
Awal 2024 ini suatu prestasi baru kembali ditorehkannya. Bagus menjadi satu-satunya dari Indonesia yang mengikuti "International Creative Papers Conference (ICPC) and Olympic" di Seoul, Korea Selatan.
Di ajang itu, ia memaparkan makalah tentang pemanfaatan mikroba lokal sebagai penghasil enzim pengembangan sagu based natural sweetener (SBNS). Berkat perjuangan dan kegigihannya, putra Kepulauan Meranti ini menyabet medali emas dengan mengalahkan 76 pemakalah dari 11 negara.
Kesibukan Bagus bolak-balik ke luar negeri, belum lagi menyiapkan materi dan penelitian untuk kompetisi, ternyata tak membuat dia melupakan tanggung jawab utamanya, yakni selesai kuliah strata satu tepat waktu.
Jika tidak ada aral melintang, bulan Maret mendatang Bagus akan menyelesaikan kuliahnya. Tiga tahun 8 bulan targetnya, lulus dengan predikat cumlaude. Tentu ini hal yang tidak biasa, apalagi untuk jurusan Teknik Ilmu Lingkungan.
Akan tetapi, lagi-lagi di tengah kesibukan itu semua, laki-laki yang hobi main rubik ini kembali mendapat undangan kompetisi internasional. Kali ini, Bagus bersama tim diundang mengikuti "World Invention Creativity Olympic and Conference (WICO)" di Seoul, Korea Selatan, akhir Juli 2024.
Dia juga sudah menyiapkan materi tentang bioenergi pelet bio massa dari limbah kulit batang sagu dengan teknologi torefaksi (treatment thermal).
"Makanya, kami bertemu dengan Bapak Bupati Asmar, berharap ada dukungan moril dan materiil dari pemerintah daerah," harap Bagus.
Muhammad Khumeri, ayah Bagus, mengaku senang dan bangga dengan prestasi yang berhasil diraih buah hatinya. Bahkan, sejumlah kompetisi tersebut bukan hanya diikuti oleh Bagus, tapi juga Agung anak tertuanya yang saat ini sedang menyelesaikan studi Ilmu Pangan di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Bagus dan Agung merupakan rekan satu tim dalam menjuarai berbagai kompetisi. Uniknya lagi, dalam kompetisi PKM Kemendikbud 2021, kakak Bagus yang bernama Rani, mahasiswi Teknologi Industri Pertanian Unri, juga ikut bergabung.
Sebagai orang tua, Khumeri tentu bangga. Ia tidak pernah takut kesibukan anaknya mengikuti kompetisi sains itu akan menghambat kuliah. "Selagi yang dilakukan itu hal baik, ya ikuti saja," katanya.
Apalagi, dia menilai berbagai kompetisi dan simposium itu menjadi kesempatan bagi anaknya untuk mempromosikan potensi sagu yang ada di Kepulauan Meranti.
Ia juga berpesan kepada anak-anaknya dan seluruh anak Kepulauan Meranti untuk membawa nama daerah sejauh dan sekuat mungkin. Jalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan nama baik dan potensi yang ada di Kepulauan Meranti.