Bahasa Lokal Dijadikan Sebagai Mata Pelajaran Muatan Lokal

Sabtu 24 Feb 2024 - 10:22 WIB
Editor : Adriansyah

Memang hanya dua bahasa itulah yang memiliki penutur lebih dari 1.000 orang bahkan masih banyak generasi muda yang fasih menggunakan bahasa lokal atau bahasa ibu, jelas Anton Maturbongs.

Melalui program "Merdeka Belajar" sejak tahun 2022 juga dilakukan revitalisasi bahasa daerah, yakni pelajaran muatan lokal diisi dengan pemberian pelajaran bahasa daerah sehingga para peserta didik mengenal bahasa daerah di mana dia tinggal atau bermukim.Beberapa daerah yang telah bekerja sama dengan Balai Bahasa di Papua memasukkan mata pelajaran bahasa lokal, seperti yang dilakukan Pemda Jayawijaya melalui Dinas Pendidikan, yang menerapkan pembelajaran bahasa Dani di sekolah dasar.

Ada 38 sekolah dasar di Kabupaten Jayawijaya telah memasukkan pelajaran Bahasa Dani kepada para peserta didik sehingga mereka dapat mengenal dan mempelajari bahasa yang digunakan masyarakat di Provinsi Papua Pegunungan, kata Anton Maturbungs.

Butuh Payung Hukum

Kepala Sekolah Dasar Negeri Kotaraja Dorce Elsye Mano siap mengalokasikan waktu untuk pelajaran bahasa lokal, namun saat ini masih menunggu payung hukum atau petunjuk dari Dinas Pendidikan Kota Jayapura.

Secara prinsip SDN Kotaraja siap, namun untuk pelaksanaannya masih perlu diatur lebih rinci, misalnya, apakah pengajarnya itu dari guru yang ada atau dari luar, mengingat jumlah penutur berbahasa Tobati terbatas.

"Tidak mudah mengajarkan bahasa lokal karena (guru) harus benar-benar fasih, termasuk menulis dan mengartikannya," kata Elsye Mano yang mengaku berasal dari Tobati namun tidak fasih berbahasa.

Bila program tersebut dilaksanakan di sekolah-sekolah, diyakini jumlah penutur bertambah sehingga tidak perlu ada kekhawatiran bahasa lokal akan punah.

"Saya selaku pendidik berharap bahasa-bahasa yang ada di wilayah Kota Jayapura, selain Tobati, yakni Engros, Kayu Pulau, Nafri, serta Skouw, salah satunya diajarkan kepada para pelajar agar bahasa lokal tidak punah," kata Elsye Mano.

Peran Keluarga, Adat, Dan Agama 

Antropolog Universitas Cenderawasih Frederik Sokoy memaparkan bahwa untuk membangkitkan minat generasi muda di Tanah Papua menggunakan bahasa lokal, butuh kerja sama semua pihak terutama keluarga, adat, dan komunitas agama karena peran merekalah yang utama untuk merawat bahasa lokal.

Untuk melestarikan bahasa Sentani, misalnya, masyarakat adat menggandeng berbagai pihak termasuk gereja -- dalam hal ini Sinode -- agar sekali dalam sebulan pada ibadah hari Minggu, menggunakan bahasa daerah.

Dengan digunakannya bahasa daerah maka jumlah penutur terus bertambah sehingga bahasa tersebut tidak punah digerus perubahan zaman karena generasi muda makin fasih dalam berbahasa lokal.

Keluarga juga diminta berperan aktif menggunakan bahasa lokal saat berkumpul bersama, termasuk para tokoh ketika bertemu dengan warga, tidak hanya di kampung, tetapi juga di setiap pertemuan.

Briptu Daniel Bouway, anggota Polda Papua yang berasal dari kampung Seroyena, Distrik Yokari, Kabupaten Jayapura, mengakui sudah tidak fasih menggunakan bahasa daerah karena telah keluar dari kampung sejak tahun 2009 untuk melanjutkan pendidikan ke SMP di Sentani .

Sewaktu kecil di kampung ia juga lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dibanding bahasa daerah sehingga tidak fasih lagi berbahasa daerah. Pengakuan Daniel Bouway itu dibenarkan rekannya, Bripda Aprilia Yoku, yang berasal dari Kampung Harapan.

Kategori :

Terkini

Minggu 22 Dec 2024 - 22:54 WIB

Dewan Ingatkan BKPSDM

Minggu 22 Dec 2024 - 22:52 WIB

Sekda Buka Rakor Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:51 WIB

Pendaftaran P3K Dibuka Akhir Desember

Minggu 22 Dec 2024 - 22:49 WIB

134 Personil Amankan Natura

Minggu 22 Dec 2024 - 22:48 WIB

Konflik Lahan Berakhir Damai