Yang saat ini sedang menyibukkan Agus adalah upaya Kampung Keberagaman untuk mematenkan Batik Proklim ini. Ia mengatakan dengan lantang dan bangga bahwasanya Batik Proklim berasal dari Kampung Keberagaman.
Peningkatan Ekonomi
Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ Ery Ridwan menjelaskan bahwa program membatik ramah lingkungan di Kampung Keberagaman merupakan perwujudan kepedulian PHE ONWJ terhadap lingkungan.
Penggunaan pewarna alami dalam membatik merupakan langkah nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meminimalkan limbah.
Lebih dari sekadar menggoreskan canting pada kain, pengalaman membatik di Kampung Keberagaman ini menghadirkan nilai tambah melalui penggunaan bahan baku ramah lingkungan.
Selain itu, Ery juga meyakini bahwa membatik memiliki aspek peningkatan ekonomi masyarakat. Pasalnya, program ini memberdayakan ibu-ibu di Kampung Keberagaman dengan membekali mereka keterampilan membatik dan membuka peluang usaha baru.
Meskipun demikian, Ery, Agus, maupun para pembatik belum menargetkan buah perekonomian yang akan dipetik dari pengembangan Batik Proklim. Tiada yang berani sesumbar, tak pula ingin terlampau pesimistis.
Menurut mereka, Batik Proklim kini sedang fokus menumbuhkan diri agar bisa berdiri di kaki sendiri, di tengah keberagaman yang berada dalam jangkauan langkah. (ant)