KERINCI, JAMBIEKSPRES.CO - Panjangnya mata rantai penyaluran pupuk bersubsidi berdampak terhadap Harga Eceran Tertinggi (HET) ditingkat petani Sembilan Komonditas Pertanian strategis.
Informasi diperoleh di dua wilayah yakni kecamatan Air Hangat dan air Hangat Barat Kabupaten Kerinci, harga HET pupuk ditingkat kios justru melampaui HET ditetapkan oleh Pemerintah ini dialami oleh para petani dalam dua kecamatan tersebut.
Dari sumber petani di lapangan, dimana para petani harga eceran sama saja. Pupuk urea dijual seharga 1 Kilo Rp 4000 per kilogram, dan per sak dijual Rp160 ribu sampai Rp.180 ribu.
“Demikian juga untuk jenis pupuk Ponska dijual per kilogram Rp5000 kepada petani. Harga persak dijual orang kios sebesar Rp200 ribu. Jika ada kios pupuk yang menjual di atas HET, berarti melanggar peraturan pemerintah. Sebab harga pupuk bersubsidi telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2020 tentang tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi, "kata salah seorang petani di lapangan.
BACA JUGA:Jaga Inflasi, Kerinci Lakukan Gerakan Tanam Cabai Serentak di Desa
BACA JUGA:Polisi Periksa 23 Saksi Kasus Dugaan Manipulasi Data Penerima PPPK Kerinci
Sesuai dengan Permentan Nomor 10 Tahun 2022, pupuk bersubsidi saat ini difokuskan pada dua jenis pupuk, yaitu Urea dan NPK. Kedua jenis pupuk bersubsidi ini diperuntukan bagi sembilan komoditas pertanian strategis yang berdampak terhadap inflasi.
Kesembilan komoditas tersebut adalah padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, tebu rakyat, kakao, dan kopi.
Dalam surat menteri Pertanian Nomor 734 Tahun 2022 tentang Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2023, Dari sisi harga, ditetapkan HET masing-masing senilai Rp 2.250 per kg untuk pupuk urea, Rp 2.300 per kg untuk pupuk NPK, serta Rp 3.300 per kg untuk pupuk NPK untuk kakao atau yang juga disebut dengan istilah NPK formula khusus. HET pupuk subsidi tersebut masih sama dengan dari tahun lalu.
Sementara itu penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh sudah menggunakan integrasi pupuk bersubsidi (iPubers).
BACA JUGA:Usulan Pemekaran Bungo dan Kerinci Mandek, Karena Masih Terkendala Moratorium
BACA JUGA: Kasus DBD di Kerinci Naik, Selama Januari Ada 21 Kasus
Aplikasi iPubers ini untuk memudahkan penyaluran pupuk subsidi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) petani sasaran.
Account Executive Pt.Pupuk IDONESIA Jambi 3 Alfin Nur Ahsan menyampaikan, aplikasi iPubers ini dikembangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI dan PT Pupuk Indonesia Persero untuk membantu merekap penyaluran pupuk bersubsidi para petani di daerah.
“iPubers merupakan sistem atau aplikasi yang dikembangkan Kementerian Pertanian untuk mempermudah pelaporan penyaluran pupuk bersubsidi,” katanya