KUALA TUNGKAL, JAMBIEKSPRES.CO-Pemkab Tanjabbar melakukan rapat koordinasi bersama instansi terkait terhadap adanya keluhan warga yang menyebut gas elpiji 3 kilogram langkah.
Tidak hanya langkah warga juga mengeluh harga gas yang tidak wajar diangka Rp 45-50 ribu per tabung.
Menyikapi itu, Pemkab Tanjabbar langsung mengambil tindakan dengan melakukan rapat koordinasi dengan pihak terkait mengundang agen, pangkalan gas, pertamina beberapa kepala OPD dan Instansi terkait untuk menduduki persoalan yang terjadi saat ini.
Pada rapat tersebut dipimpin langsung oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Tanjabbar Firdaus Khatab.
Usai melaksanakan rapat, Firdaus Khatab menuturkan bahwa hari ini pihaknya mengundang pengwas lengkap, mulai dari Pertamina, Hiswana Migas, Agen, kemudian dari pihak kepolisian, Kejaksaan, OPD terkait dan para Camat.
Ia menyebut rapat koordinasi digelar untuk membahas gas elpiji 3 kilogram yang beberapa waktu yang lalu ini menjadi heboh dimasyarakat. "Karena seperti nya sulit dijangkau dan harga tinggi," ujarnya.
BACA JUGA:Tekan Lonjakan Harga, Pemkab Tanjabbar Buka Pasar Rakyat
BACA JUGA:Pengedar Sabu di Tanjabbar Diringkus BNNP Jambi
Berdasarkan data Pemerintah Daerah sebenarnya untuk pasokan gas di Tanjabbar ini sudah cukup bahkan berlebih.
"Ini yang perlu kita dudukan dengan tim,apa penyebabnya kita tanya dari Pertamina bagaimana sistem penyaluran akhir-akhir ini menyebabkan gas itu tidak ada dilapangan dan terindikasi harga gas itu tinggi karena tidak ada dilapangan tadi ini yang coba kita diskusikan dan kita mencari solusi," ujarnya.
Pada intinya pihaknya mencoba mencari jalan penyelesaian, mulai dari jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
"Jangka pendek nya sudah dilakukan, dan kita akan melakukan operasi pasar, tapi dengan catatan kepada pengguna yang belum dapat tidak kepada pengecer," ungkapnya.
BACA JUGA:Pemkab Tanjabbar Siap Menampung 20 Ton Padi Petani
BACA JUGA:17 Persen Belum Terinput, PAN Kunci 3 Kursi Dapil Tanjatim-Tanjabbar
Asisten Setda ini menyebut, rumit nya nanti antara data dengan distribusi pihaknya meminta membuat SOP. Bagiaman mulai dari Pertamina, SPBE sampai ke pangkalan terlebih dahulu hingga penerimaan.