JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Memasuki bulan suci Ramadan, gelandangan dan pengemis makin ramai di Kota Jambi.
Tidak hanya di sudut perempatan traffic light mereka bereaksi mengaharap belaskasihan pengendara, namun kini mereka juga sudah ramai di kawasan tempat ibadah dan kawasan pasar di Kota Jambi.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Jambi, Zayadi mengatakan, kondisi ini memang sulit untuk dihindari, karena memang kebiasaan sedekah masyarakat Kota Jambi yang mampu. Hal itu tentunya mengundang dan mejadi daya tarik sehingga makin ramainya mereka yang meminta-minta.
"Daerah tertentu memang sangat banyak, seperti di kecamatan pasar, kawasan Sipin. Ini fenomena rutin yang kita lihat setiap tahun," kata Zayadi, Jumat (15/3).
BACA JUGA:Tekan Angka Inflasi Dekati Target Nasional
BACA JUGA:UAS Isi Khutbah Jum'at di Masjid Agung Nur Addarojat Sabak
Namun sebut Zayadi, bagaimana ini bisa ditertibkan supaya tidak menganggu aktivitas masyarakat lain.
"Pemkot Jambi harus mengatur ini.
Di sisi lain orang yang kurang mampu mungkin memanfaatkan kondisi ini, di lain sisi banyak juga masyarakat di kota Jambi yang suka bersedekah," katanya.
Namun jika ada indikasi oknum yang memobilisasi pergerakan gelandangan pengemis ini untuk mencari keuntungan, maka OPD terkait Pemkot Jambi harus bertindak tegas.
"Saya pikir kalau ada indikasi oknum dan orang sengaja datang dari luar kota untuk mengemis ini harus ditintadak tegas. Jangan mereka memanfaatkan kondisi Ramadan di Kota Jambi. Kita mendukung OPD terkait melakukan tindakan tegas terhadap oknum tersebut," katanya.
Sebelumnnya, Dinas Sosial Dinsos Kota Jambi mengaku akan menertibkan gelandangan dan pengemis (gepeng) di semua persimpangan dan sudut Kota Jambi itu.
Kepala Dinas Sosial Kota Jambi, Yunita Indrawati mengaku maraknya aktivitas gepeng di Kota Jambi dalam beberapa waktu ini.
Kata Dia, keberadaan para gepeng di Kota Jambi, sepertinya tak pernah surut, meski tidak sedikit diantara mereka yang sempat terjaring.
Para gepeng bahkan tetap leluasa mengemis di persimpangan lampu lalu lintas, pusat perbelanjaaan, kuliner, serta berbagai tempat di sudut kota. Terindikasi mereka dikoordinir oleh oknum-oknum masyarakat yang memanfaatkan kekukarangan mereka dalam mencari keuntungan serta mencari belas kasihan warga.