Keluarga Korban Aji Tolak Label Cinta Segitiga dalam Kasus Penganiayaan

Kamis 18 Apr 2024 - 06:13 WIB
Reporter : Andri Briliant Avolda
Editor : Jurnal

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Pihak keluarga Aji tidak terima pihak Kepolisian sebut kasus yang melibatkan anaknya disebabkan oleh cinta segitiga.

Di mana kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anak club mobil tersebut terjadi di depan kantor Gubernur Jambi pada 1 April 2024 lalu.

Korban yakni, korban yakni bernama Aji sedangkan kedua pelaku yakni Arli dan Fras, ketiganya merupakan warga Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.

Diketahui sebelumnya, dalam kejadian pengeroyokan tersebut polisi telah mengamankan dua orang pelaku dan kondisi korban saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Raden Mattaher Jambi.

Dan pihak Kepolisian menyebutkan pengeroyokan tersebut dipicu cemburu dan cinta segitiga.

BACA JUGA:Kasus Pengeroyokan di Depan Pemancar RRI, Polisi Pastikan Penanganan Tetap Dilanjutkan

BACA JUGA:Kasus Pengeroyokan yang Terjadi di Depan Kantor Gubernur Jambi Didasari Cinta Segitiga, Ini Kronologinya

Dalam hal ini ibu korban Laila membantah penyebab keributan anaknya didasari cinta segitiga, yang disampaikan pihak Kepolisian saat konferensi pers pada Senin 8 April 2024 lalu.

“Kami dan pengacara keluarga bisa membuktikan hal tersebut bahwa tidak adanya unsur cinta segitiga dari anak kami, mengakibatkan kami dari keluarga malu, padahal tidak benar atas informasinya tersebut,” katanya Rabu (17/4) kemarin.

Dikatakan Laila, pelaku pengeroyokan terhadap anaknya merupakan tindakan yang sadis karena menyebabkan anaknya koma di rumah sakit Raden Mattaher Jambi.

“Itu sama dengan membunuh, karena kenapa kepala anak saya diinjak-injak sampai pendarahan, cacat sampai dioperasi seperti itu. Ada pembekuan darah, kepala juga bocor, manusia tidak seperti itu,” sebutnya.

BACA JUGA:Dua Tersangka Kasus Pengeroyokan Santri di Tebo Dilimpahkan ke Kejaksaan

BACA JUGA:Polisi Ringkus Dua Pelaku Pengeroyokan Aji Hingga Masuk ICU

Lanjut Laila, hingga kini anaknya masih terbaring di rumah sakit. Anaknya telah koma selam 16 hari dan baru sadarkan diri pada Selasa (16/4) malam, usai menjalani operasi di bagian kepala karena ada gumpalan darah di dalam kepala.

“Dari tanggal 1 April koma, baru malam tadi melek itupun belum bisa apa-apa. Belum bisa berbicara. Sampai hati, manusiawi tidak ini,” ungkapnya.

Kategori :

Terkini

Selasa 05 Nov 2024 - 19:05 WIB

Angkutan Umum Jambi Banyak Tak Berizin

Selasa 05 Nov 2024 - 19:01 WIB

Buang Limbah ke Sungai Batanghari

Selasa 05 Nov 2024 - 18:59 WIB

Akan Uji Sampling Anggur Muscat