JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi Provinsi Jambi mengadakan kegiatan Festival Hari Bumi pada Minggu (28/4).
Dengan tagline 'Tiada Kehidupan di Bumi yang Mati' sebagai upaya dalam penjagaan lingkungan bersama masyarakat.
Disampaikan Direktur Utama KKI Warsi Jambi, Adi Junedi, upaya ini berakar dari banyaknya musibah bencana yang terjadi beberapa waktu terakhir, khususnya di Provinsi Jambi.
"Kita dikejutkan oleh bencana ekologis tahun lalu kemudian mengejutkan kejadian banjir yang terjadi di Kota Sungai Penuh dan Kerinci, itu menandakan bahwa bumi kita sudah tidak sehat. Oleh karena itu melalui festival hari bumi ini kami mengajak semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, swasta, perguruan tinggi, sahabat NGO, jurnalis, dan segala pihak untuk bersama-sama melakukan ikhtiar pemulihan bumi," ungkapnya.
BACA JUGA: Pasca Banjir Bandang, Pemkab Kerinci Akan Batasi Pembukaan Hutan
BACA JUGA:Kasus Penebangan Hutan, Iday Divonis 2 Tahun Penjara dan Denda 500 Juta
Ia pun menyebutkan bahwa KKI Warsi memiliki fokus utama pada lahan kehutanan di Provinsi Jambi, ini menjadi tugas penting bagi KKI Warsi untuk memberikan penyadaran, edukasi, pemberdayaan, dan pengelolaan hutan.
Terdapat beberapa upaya yang sudah dilaksanakan guna mempertahankan jumlah hutan yang tersisa ini.
Adapun program yang sudah dilakukan yaitu Pohon Asuh, program ini berfokus pada pemberian dukungan dari masyarakat umum kepada pihak-pihak atau masyarakat yang tugasnya menjaga hutan.
Program kedua yaitu Imbal Jasa Lingkungan, dimana program ini memberikan bantuan dana kepada masyarakat yang mengelola hutan dengan baik.
BACA JUGA:Terlilit Hutang, Rahmat Nekat Gadaikan Mobil Majikannya ke Leasing
BACA JUGA:11 Tahun Jaga Hutan, Agar Kehidupan Tetap Seimbang
Terdapat pula Program Baby Tree, yaitu pemberian donasi kepada masyarakat yang menanam pohon.
Melalui upaya ini, diketahui bahwa dari 100 ribu jumlah hutan yang masuk dari pendampingan KKI Warsi di Provinsi Jambi, terdapat kenaikan dalam 3 tahun terakhir yang memperlihatkan adanya pertumbuhan hutan yang dikelola oleh masyarakat.
"Kami sendiri melakukan analisis dari tahun 1973 sampai 2023 kemarin, Jambi sudah kehilangan lebih dari 3 juta hektar hutan. Adapun yang positif itu, di tahun 2020 sampai dengan 2023 terjadi penambahan hutan, ada pertumbuhan hutan. Itu dimana?, di daerah perhutanan sosial. Dari 100 ribu lebih yang Warsi analisis, terjadi pertumbuhan hutan di perhutanan sosial yang Warsi dampingi sekitar 3.000 hektar," ungkap Adi Janedi.