“Sampai Selasa (30/4) sore pukul 15.55 WIB tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka akibat erupsi fase ke dua itu,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Erupsi fase kedua Gunung Ruang lebih besar dibandingkan dengan aktivitas yang dua pekan sebelumnya. Hal itu dibuktikan setelah posko tanggap darurat di Desa Apengsala, Tagulandang, yang berjarak tujuh kilometer di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) juga terdampak oleh material vulkanik berupa abu dan bebatuan kerikil.
Namun begitu, dengan tingginya kesiapsiagaan masyarakat atas pengalaman sebelumnya dan masifnya upaya penanggulangan di wilayah terdampak, maka korban jiwa maupun luka-luka bisa dihindarkan.
BNPB memastikan upaya penanganan darurat pada dua wilayah yang paling terdampak akibat erupsi Gunung Ruang yakni Pulau Ruang dan Tagulandang yang berada di radius tujuh kilometer, mendapat perhatian serius.
Tim BNPB mengkonfirmasi , dua desa di Pulau Ruang, Sitaro, sudah dalam keadaan kosong. Tapi, untuk wilayah Tagulandang proses evakuasi masih berlangsung, karena beberapa warga yang sebelumnya mengungsi, sudah terlanjur kembali.
Berdasarkan data sementara Basarnas Manado, pengungsi yang sudah dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang sejak 30 April hingga 1 Mei 2024, total 1.324 jiwa, Sementara bangunan rusak dampak erupsi Gunung Ruang di Tagulandang, menurut catatan BPBD sebanyak 3.614 rumah yang berada di 13 kampung.
Masyarakat diimbau tetap waspada mengingat aktivitas Gunung Ruang yang juga berdampak terhadap kegiatan penerbangan di sejumlah bandara di Sulawesi tersebut masih dalam status awas. (ant)