“Beberapa kali kami melawan Liang/Wang, sering kali, terutama di tiga pertemuan terakhir, kita selalu sudah unggul tapi kurang bisa memaksimalkan dan memanfaatkan keunggulan,” ungkap Rian kepada pewarta usai pertandingan.
“Mereka lebih cerdik untuk mendapatkan poin-poin itu. Di saat unggul, mereka terus menekan dan mengontrol permainan,” ujarnya menambahkan.
Fajar/Rian mengaku tidak terpengaruh oleh kekalahan Anthony Sinisuka Ginting pada partai pertama.
Juara All England Open itu berusaha fokus pada pertandingan mereka saja, terlebih mereka telah memberikan perlawanan cukup ketat kepada Liang/Wang.
“Kami pribadi cuma memikirkan partai kami saja, karena kami ingin fokus (bermain), menyumbangkan poin untuk tim, tapi belum bisa,” kata Fajar.
Namun, memang perlu diakui lawan mereka yang pasangan peringkat satu dunia mampu mengubah pola permainan dengan cepat sehingga mencegah Fajar/Rian menambah angka.
“Dari segi lawan, ketika mereka leading itu sedikit menambah kepercayaan mereka, serangannya lebih pas. Mereka luar biasa, defense-nya bagus, servis dan penerimaan servisnya lebih berani, lebih banyak menyerang, dan unggul di bola-bola depan,” jelas Fajar.
“Selain itu, Wang Chang bisa mengubah ritme permainan di poin kritis. Dia kadang bisa bermain cepat dan pelan, jadi lawan kurang bisa antisipasi,” kata dia.
Jonatan Christie sempat memperpanjang napas Indonesia. Turun di partai ke 3, Jonatan menang 21-16, 15-21, 21-17 dalam tempo 77 menit atas wakil tuan rumah Li Shi Feng untuk membuat kedudukan Indonesia menipiskan kedudukan menjadi 1-2.
Di atas kertas, Jonatan memang unggul 5-1 dari Li, dengan kemenangan terakhir direbut wakil Indonesiia itu pada Kejuaraan Bulutangkis Asia (BAC) 2024. Namun, pada kejuaraan beregu ini, Li memberikan perlawanan yang alot.
Meski Jonatan sempat beberapa kali terkejar, dia dengan gigih mencoba meraih angka demi angka dengan sabar dan akhirnya membungkus gim pertama dengan kemenangan 21-16.
Pada gim kedua, Li terlihat mengubah pola permainannya dengan memberikan tekanan melalui serangan-serangan yang lebih cepat. Gemuruh penonton yang memadati stadion juga membuat Li semakin nyaman menerapkan strateginya.
Upaya tersebut berbuah manis sehingga Li merebut gim kedua dan memaksakan game ketiga dimainkan.
Gim penentuan kembali berjalan sengit. Laju perolehan angka kedua pemain berjalan cukup rapat. Namun, Jonatan memberikan penampilan yang sangat berkualitas yang memadukan kekuatan mental dan teknik yang baik di lapangan.
Li mulai tidak nyaman dalam memberikan tekanan kepada lawan hingga akhirnya lawannya yang juara All England Open 2024 memperlebar jarak keunggulan hingga tujuh poin.
Kepercayaan diri Jonatan kian meningkat sebelum Li perlahan mengejar dan meraih enam poin secara beruntun.