Menyiapkan Hulu Sungai Utara Sebagai Lumbung Pangan Penyangga IKN
Petani Desa Karias Dalam, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, kini tidak lagi kesulitan air bersih kala kemarau melanda pada pertengahan hingga akhir tahun. Sumur bor beserta fasilitas pendukung pertanian yang dibangun TNI AD menjadi jawaban atas keresahan masyarakat desa selama ini.
SEBELUM adanya sumur bor, petani desa ini mengandalkan sumur dangkal di sawah. Itu pun harus ditampung sedikit demi sedikit untuk mengairi tanaman. Warna air yang keruh dan menguning jelas tidak sehat untuk dikonsumsi.
Kala kemarau tiba, kekeringan semakin terlihat, petani pun tidak bisa maksimal memanen hasil tanaman hortikultura sehingga hanya bisa mengandalkan tanaman padi.
Salah satu petani Desa Karias Dalam, Ahmad Humaidi, mengungkapkan desa ini merupakan pusat pertanian dan hortikultura strategis karena berada di dataran paling tinggi di antara 219 desa di Hulu Sungai Utara, berbatasan langsung dengan Kalimantan Tengah, serta berjarak lebih dari 40 kilometer ke perbatasan Kalimantan Timur menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Setelah sumur bor ini ada, kami tidak khawatir lagi saat musim kemarau. Jika musim hujan memang tidak begitu dimaksimalkan, tetapi saat kemarau panjang, sumur bor ini 100 persen membantu petani karena hasil panen padi dan perkebunan akan tetap melimpah,” kata Maidi, sapaan lelaki penggiat sosial yang juga putra daerah ini.
Dengan luas total Kabupaten Hulu Sungai Utara lebih dari 800 kilometer persegi, 570 kilometer persegi di antaranya merupakan lahan rawa lebak yang jelas tidak produktif dengan kegiatan pertanian, saat musim hujan tidak dapat menanam padi. Musim kemarau pun menjadi ancaman bagi tanaman hortikultura.
Karias Dalam menjadi satu-satunya desa yang memiliki potensi ketahanan pangan dengan perpaduan tanaman padi dan hortikultura karena kondisi geografis desa ini tidak sepenuhnya lahan rawa.
Desa Karias Dalam merupakan salah satu desa yang memiliki lahan pertanian terluas di Hulu Sungai Utara, mencapai 246 hektare ditambah desa perbatasan sekitar 69 hektare.
Dengan luas lahan pertanian 300 hektare lebih, desa ini menjadi harapan sebagai lumbung pangan karena lebih produktif dibanding desa lain, yang jika ditotal masih ada belasan ribu hektare berada di rawa lebak yang terhampar luas menyerupai samudera.
“Panen tidak terlalu produktif saat perubahan iklim ekstrem. Total luas lahan baku pertanian lebih dari 20.000 hektare, dalam setahun produksi panen untuk padi mencapai 80.000 ton dari 14 hektare lahan,” kata Penjabat (Pj.) Bupati Hulu Sungai Utara Zakly Asswan menjelaskan data yang dimiliki Dinas Pertanian.
Karena kondisi geografis inilah petani tidak maksimal menghasilkan padi saat panen sehingga para pemangku kepentingan mengangkat Desa Karias Dalam sebagai penyokong ketahanan pangan kabupaten, terlebih setelah IKN berdiri karena jaraknya berdekatan.
Untuk mendukung akses menuju pusat ketahanan pangan di Desa Karias Dalam, TNI AD membangun sejumlah infrastruktur bagi masyarakat yang mayoritas tinggal di Desa Sungai Karias, yang berbatasan dengan Karias Dalam.
Pada 8 Mei 2024, Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (Satgas TMMD) Ke-120 Kodim 1001/Hulu Sungai Utara-Balangan berjumlah 150 personel memulai pembangunan sejumlah sarana dan prasarana untuk mewujudkan lahan ketahanan pangan sebagai paru-paru pertanian daerah itu.
Satgas TMMD menyusun berbagai persiapan sebelum tahap pelaksanaan hingga mereka memulai pengeboran sumur dengan kedalaman sekitar 100 meter untuk wilayah yang sulit mengakses air.