“Selain untuk kebutuhan pertanian, sumur bor beserta sarana pendukung yang dibangun juga untuk kebutuhan air bersih masyarakat desa sekitar yang selama ini hanya mengandalkan air sungai yang menguning,” kata Komandan Satgas TMMD Ke-120 Kodim 1001/Hulu Sungai Utara-Balangan Letkol Kav Gunantyo Ady Wiryawan.
Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (Satgas TMMD) ke-120 Kodim 1001/HSU-BLG bersama warga saat proses pembangunan ruas jalan untuk menghubungkan akses ke lahan ketahanan pangan Desa Karias Dalam, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan, Rabu (15/5/2024). ANTARA/Tumpal Andani Aritonang
Bersatu Padu TNI dan Rakyat
Satgas TMMD melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, hingga Polri bersama-sama menyelesaikan program TMMD yang harus selesai sesuai target dalam waktu 30 hari sesuai instruksi dan arahan dari Markas Besar TNI Angkatan Darat.
Bukan hal mudah bagi satgas melaksanakan pembangunan di dua desa yang berbatasan itu, menjangkau Desa Sungai Karias dan Karias Dalam, yang mencapai luas wilayah hampir 50 persen dari total luas Hulu Sungai Utara.
Menunggu selesai pembangunan sumur bor, beberapa personel Satgas TMMD membuka akses jalan menuju lahan ketahanan pangan itu, jalan setapak yang tadinya lebar sekitar 2 meter melintasi permukiman warga, dibangun tembok kokoh di sisi kanan dan kiri jalan dengan lebar 5 meter.
Tembok berbahan batu ditumpuk kokoh sepanjang jalan 1 kilometer lebih. Siang dan malam, prajurit bersama warga menimbun jalan yang rusak dengan tanah, pasir, dan batu. Mereka menggunakan alat berat bantuan dari Pemerintah untuk pengerasan jalan. Melelahkan, namun mereka ingin membuktikan bahwa daerah mampu berkontribusi untuk bangsa dan negara.
Hasilnya, warga lega. Berkat keringat yang mengucur siang malam, kini akses menuju lahan ketahanan pangan tidak lagi separah dulu. Memang jalan ini tidak mengantarkan hingga ke pusat lahan pertanian, namun menjadi awal mewujudkan mimpi Kabupaten Hulu Sungai Utara menyiapkan daerah sebagai lumbung pangan penyangga IKN.
Sepanjang pembukaan akses jalan itu, satgas membangun beberapa sarana prasarana bagi warga desa. Ada tujuh unit MCK dan satu unit mushola didirikan sebagai tempat ibadah petani.
Petani juga lega karena satgas membangun gudang benih padi yang berjarak sekitar 2 kilometer lebih dari lahan ketahanan pangan. Di antara penduduk desa itu, salah satu warga mendapat berkah karena Satgas TMMD merenovasi rumah tempat tinggalnya dari yang tidak layak huni, kini menjadi layak huni.
Di perkampungan itu, ternyata sama sekali tidak ada fasilitas pelayanan dasar kesehatan ibu dan anak. Warga harus menempuh jarak yang jauh jika harus ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
“Satgas membangun pos pelayanan terpadu (posyandu), yang merupakan pelayanan dasar kesehatan bagi ibu dan anak. Mereka tidak perlu lagi jauh-jauh ke puskesmas,” kata Letkol Gunantyo menjelaskan terkait hak dasar kesehatan warga negara yang telah dijamin oleh undang-undang.
Kala fajar mulai menyingsing, sejumlah personel Satgas TMMD membawa tas medis mengetuk pintu rumah warga satu demi satu. Mereka memberikan pelayanan kesehatan hingga pengobatan secara gratis bagi warga.
Menunggu pembangunan sasaran fisik selesai, satgas menjalin kedekatan hubungan emosional dengan warga melalui sosialisasi, edukasi, serta meningkatkan pengetahuan. Mulai dari wawasan kebangsaan, penyuluhan pertanian, perikanan, ketahanan pangan, bahaya narkoba, hukum, lingkungan hidup, kesehatan, serta bakti sosial.
Empat pekan berjalan, warga Desa Sungai Karias dan Desa Karias Dalam kini dapat menikmati sarana dan prasarana yang dibangun prajurit TNI.
Di lahan ketahanan pangan itu, petani kini tidak khawatir lagi kala musim kemarau panjang. Mereka dapat memanen padi dan perkebunan dengan hasil memuaskan. Mereka tidak perlu lagi menunggu waktu musim hujan atau kering. Bahkan kini dicanangkan pendirian agrowisata. Kemajuan ini akan mengantarkan Hulu Sungai Utara menuju lumbung pangan sebagai salah satu kabupaten penyangga IKN.