Berbeda dengan ruangan bordir, memasuki ruangan ini tampak mesin-mesin berteknologi canggih berjajar mewarnai benang-benang sutra hingga memiliki warna putih berkilau lembut.
Untuk menjamin kualitas, sutra yang digunakan selalu diuji secara saksama sehingga dipastikan tahan terhadap risiko gesekan dan tahan kondisi iklim, bahkan yang paling ekstrem sekalipun.
Selain aspek keindahan, suhu panas ekstrem yang bisa mencapai 48 derajat celcius dan potensi terjamah tangan jutaan jamaah setiap tahun cukup menjadi alasan Kerajaan Saudi memilih bahan-bahan berkualitas tinggi.
Di ruangan berikutnya, suara deru mesin tenun merek ternama terdengar nyaring.
Melalui mesin canggih buatan Prancis itu, kain hitam bermotif ayat Al-Qur'an dicetak secara otomatis. Benang dari gulungan diproses menjadi kumparan, diputar, dan dirajut hingga
menghasilkan dua jenis kain.
Kain pertama terdapat salinan kalimat dan ayat Al-Qur'an, yang disebut kain bermotif, dan yang lainnya kain kosong untuk dibordir.
Demi Keindahan
Demi menghasilkan kiswah yang indah, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud menggelontorkan dana mencapai 25 juta riyal atau sekitar Rp10 miliar lebih setiap tahun untuk pembuatan penutup Ka'bah.
Tingginya biaya tersebut, antara lain, karena adanya bahan emas dan perak dengan jenis terbaik di dunia yang diimpor dari Jerman, serta benang sutra murni yang diimpor dari Italia.
"Ini adalah jenis sutra paling murni di dunia dan diimpor dari Italia," kata Dirjen Kehumasan dan Media Majma' Malik Abdul Aziz Ahmad Al-Suheiry.
Bahan emas dan perak yang digunakan mencapai 220 kilogram (kg) yang terdiri dari 120 kg emas, dan 100 kg perak, serta 760 kg benang sutra.
Kerajaan Arab Saudi tidak ingin setengah-setengah dalam pembuatan kiswah karena berpegang prinsip bahwa Allah Swt. adalah Tuhan Yang Maha Indah dan menyukai keindahan.
Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk mendanai pembuatan kiswah juga sekaligus menggambarkan perhatian besar Kerajaan Arab Saudi terhadap penutup Ka'bah.
Ditulis dalam buku "The Power of Ka'bah" bahwa, yang kali pertama memberikan kiswah ini adalah Nabi Ismail. Namun, ada pula yang mengatakan seorang penguasa dari Yaman yaitu As'ad Al-Humairi.
Pada masa Islam, Rasulullah-lah yang ksli pertama menutupi Ka'bah dan kemudian dilanjutkan oleh para khalifah atau sahabatnya.