JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menilai, kondisi fundamental makroekonomi Indonesia masih berada dalam kondisi yang baik, meskipun kurs rupiah sedang mengalami pelemahan terhadap dolar AS.
Pernyataan ini disampaikan di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap fluktuasi kurs rupiah dan kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
“Kalau kita bicara fundamental (ekonomi) Indonesia, fundamental itu baik. Jadi kalau ditanya, Indonesia secara makroekonomi baik-baik saja. Tetapi memang kalau kita katakan, (ekonomi) dunia di luar Indonesia, banyak yang kita katakan tidak baik-baik saja,” kata Arsjad di Menara Kadin, Jakarta, Selasa.
Diketahui, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, ditutup meningkat 19 poin atau 0,12 persen menjadi Rp16.375 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.394 per dolar AS.
BACA JUGA:Dukcapil Tanjabtim Gencar Perekaman E-KTP Jelang Pilkada 2024
BACA JUGA:Indonesia-Australia Perkuat Kerja Sama Peradilan
Menurut Arsjad, tantangan utama saat ini adalah bagaimana Indonesia bisa waspada dan mengantisipasi agar dampak negatif dari kondisi global tidak masuk ke dalam negeri.
Ia menekankan pentingnya kerja sama antarpihak termasuk Bank Indonesia, pemerintah, dan sektor swasta.
Kerja sama ini diperlukan guna menjaga optimisme pasar dan memastikan bahwa ekonomi Indonesia tetap bisa bertahan dan berkembang kendati di bawah tekanan global.
“Di sini peran yang selalu dikatakan gotong-royong, kita bersama-sama. Karena kalau kita selalu melihatnya pesimis juga bahaya. Kenapa? Berarti nanti semuanya akan negatif. Jadi kita juga harus punya optimisme bahwa Indonesia itu bisa, bisa berperan dalam konteks bagaimana mempersiapkan masalah ekonomi,” ujarnya.
Adapun Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bertemu untuk berdiskusi membahas kondisi ekonomi Indonesia terkini, beserta langkah kolaborasi yang perlu dilakukan.
Untuk dapat menjadi negara maju di tahun 2045, Indonesia memerlukan angka pertumbuhan ekonomi di sekitar 6 - 7 persen agar bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle-income trap. Untuk itu, Kadin Indonesia bersama Bank Indonesia duduk bersama mendiskusikan masa depan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa kini dan mendatang. (ant)