JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Pemerintah Provinsi Jambi mengikuti rapat mingguan pengendalian Inflasi pada Senin (8/7). Hasilnya angka inflasi dan harga bahan pokok di Jambi masih terkendali. Bahkan Jambi mengalai Deflasi (tren baik) pada 2 bulan belakangan. Untuk di bulan Juni angkanya 3,34.
Pelaksana Tugas Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Jambi Johansyah menyatakan, dalam perkembangannya dalam 2 bulan lalu Inflasi Provinsi Jambi 3,96. Kemudian di bulan Mei turun 3,54. Dan Juni 3,34 atau terjadi deflasi (tren baik).
"Kalau dilihat dari peringkat kita bukan Provinsi tertinggi dalam pengendalian inflasi. Kita diluar wilayah itu. Artinya secara angka kita terkendali, namun kalau bicara inflasi kita tetap waspada terus karena sewaktu-waktu harga akan naik, dan kenaikan itu bisa juga terus menerus," sebut Johansyah usai mengikuti rapat daring (8/7) di kantor Gubernur Jambi.
Artinya, kata Johansyah, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi kabupaten/kota bisa mengendalikan harga agar harga bisa dikendalikan.
BACA JUGA:Ganti Rugi Lahan SDN 212 Kota Jambi Minta Rp 100 Juta Per Tumbuk
BACA JUGA:Pemprov Jambi Angkat Khazanah Budaya Daerah Lewat Festival Batanghari
Diterangkan Johansyah, untuk daerah seperti kabupaten Kerinci yang sempat di angka 6,48 sekarang 4,38 atau juga sudah pada tingkatan deflasi. Adapun Kerinci pada tahun ini sudah menjadi kabupaten pengukuran inflasi disamping Bungo dan Kota Jambi.
"Namun yang ditekankan di Kerinci karena merupakan daerah produsen adalah tata niaga terkait komoditi penyumbang inflasi seperti cabe keriting, cabe rawit dan beras itu agar pasokan untuk daerah itu tetap terpenuhi. Disamping menjual ke daerah tetangga," ucapnya.
Untuk peringkat saat ini provinsi Jambi, kata Dia, menempati peringkat 12 dari Provinsi di Indonesia. Dan harga relatif stabil untuk semua komoditas bahan pangan.
"Kalau urutan kita menengah, kita tetap pertahankan kita berharap tiap bulan kita deflasi, makanya tiap bulan kita memantau terus harga tiap hari," pungkasnya. (*)