MUARO JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Kebakaran hutan dan lahan kembali mengancam Kabupaten Muaro Jambi, dengan tiga kejadian kebakaran tercatat dalam satu hari oleh BPBD Muaro Jambi.
Menurut Dodi Sorista, Sekretaris BPBD Kabupaten Muaro Jambi, pada Jumat, 19 Juli 2024, terjadi kebakaran di tiga lokasi: Desa Gerunggung Kecamatan Sekernan, Kecamatan Sungai Gelam, dan Desa Talang Duku Kecamatan Taman Rajo.
BACA JUGA:Sekda Sambut Kepulangan Jamaah Haji Kabupaten Muaro Jambi
BACA JUGA:Warga Mendalo Keluhan Pelayanan PDAM Tirta Muaro Jambi
Di Desa Gerunggung, Kecamatan Sekernan, 12 personel BPBD Muaro Jambi telah dikerahkan untuk memadamkan api. "Laporan anggota kami menyebutkan bahwa sekitar 5 hektar lahan telah terbakar. Saat ini api belum sepenuhnya padam, dan kegiatan pemadaman akan dilanjutkan besok pagi," ujar Dodi.
Dodi menjelaskan bahwa kesulitan mendapatkan pasokan air menghambat upaya pemadaman di Desa Gerunggung.
"Kekurangan air membuat pemadaman belum tuntas. Kami akan melanjutkan upaya pemadaman besok," tambahnya.
Di Kecamatan Sungai Gelam, Dodi belum memperoleh data pasti mengenai luas area yang terbakar.
"Sebelumnya, kami telah melakukan pemadaman, namun laporan terbaru menyebutkan masih ada api. Jumlah pastinya belum diketahui karena laporannya belum masuk," jelasnya.
BACA JUGA:Diduga Terafiliasi Organisasi Terlarang, Dua ASN di Muaro Jambi Didatangi Densus 88
BACA JUGA:Pemkab Muaro Jambi Berencana Lelang Jabatan Eselon II
Dodi juga melaporkan bahwa sekitar pukul 15.30 WIB, kebakaran kembali terjadi di Desa Talang Duku, Kecamatan Taman Rajo.
"Karena sudah sore, tim kami belum bisa dikerahkan ke lokasi. Namun, tim dari Manggala Agni sudah berada di sana. Besok, kami akan membagi personel menjadi dua tim: satu untuk memadamkan api di Desa Gerunggung dan satu lagi di Desa Talang Duku," ungkapnya.
BACA JUGA:Pengadilan Negeri Sengeti Eksekusi Lahan di Kasang Pudak, Muaro Jambi
BACA JUGA:Antisipasi Geng Motor, Polres Muaro Jambi Bentuk Group WhatsApp Bersama Sekolah
BPBD Kabupaten Muaro Jambi terus menghimbau warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar, terutama selama musim kemarau ini. (*)