Terus Dipantau Gunakan Teropong, Binokuler, dan Kamera
BERTENGGER: Seekor burung Elang Jawa bertengger pada dahan pepohonan di Gunung Ciremai, Jawa Barat, yang berhasil didokumentasikan oleh Tim Monitoring Elang Jawa TNGC pada 2023. FOTO: ANTARA/HO-Balai TNGC --
Ade dan teman-temannya terkesima oleh pemandangan tersebut, yang memberikan mereka lebih dari sekadar rasa bangga, tetapi juga sebuah pelajaran penting tentang tanggung jawab manusia terhadap lingkungan.
Saat elang jawa terbang menjauh di horizon, mereka merasakan kekaguman serta menyadari betapa pentingnya menjaga habitat alam agar tetap lestari.
“Ya, ini momen langka. Walaupun kebetulan, tetapi saya merasa sangat senang melihat elang jawa di sekitar Gunung Ciremai. Artinya keberadaan hewan ini masih ada,” ungkapnya.
Satwa yang menjadi inspirasi dari simbol negara ini, sering dijumpai terbang di cakrawala Gunung Ciremai. Tepatnya pada kawasan peralihan antara daratan dan pegunungan.
Dari sejumlah keterangan penduduk setempat yang berhasil dihimpun, elang jawa kerap menampakkan diri pada pagi menjelang siang. Umumnya hewan tersebut bakal mengitari kawasan hutan untuk mencari makan.
Kehadirannya, meski sesaat, telah menyiratkan pesan penting kepada manusia tentang kondisi ekosistem alam yang kian rapuh.
Gunung Ciremai, yang secara administratif terletak di Kabupaten Kuningan dan Majalengka, memiliki luas wilayah mencapai 14.840 hektare.
Ancala atau gunung tertinggi di Jawa Barat ini tidak hanya terkenal dengan keindahan lanskap alamnya, tetapi juga karena peran strategisnya yang mampu menampung air dalam jumlah banyak untuk kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
Selain menyumbangkan air, Gunung Ciremai memiliki keanekaragaman hayati dan vegetasi tumbuhan yang sangat komplit.
Keberadaan Gunung Ciremai dengan peran vitalnya ini mendorong pihak berwenang, yang telah diberikan mandat oleh pemerintah, untuk terus menjaga dan melestarikan ekosistemnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memastikan keberadaan dan peningkatan populasi spesies prioritas yaitu macan tutul, surili serta elang jawa.
Ketiga spesies ini dianggap sebagai kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem, mengingat status mereka yang rentan dan terancam.
Elang Jawa di Gunung Ciremai merupakan salah satu predator puncak, yang kini menghadapi ancaman serius dari perburuan liar hingga kerusakan habitat alami.
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) Silvia Lucyanti menegaskan bahwa elang jawa merupakan hewan endemik yang statusnya terancam punah. Sehingga upaya pelestarian untuk menjaga populasi spesies ini perlu dilakukan.
Upaya pelestarian ini melibatkan berbagai kegiatan, mulai dari pemeliharaan ekosistem untuk menghindari kebakaran, perburuan liar, hingga perambahan hutan.