Kesederhanaan Baju Adat Berbalut Makna Mendalam
BAJU ADAT: Jokowi menganakan baju adat Betawi. FOTO: ANTARA FOTO/DHEMAS REVIYANTO/AWW --
Iriana Joko Widodo terlihat elegan memakai abaya brokat berwarna krem, dengan sentuhan songket berwarna senada. Iriana menata rambutnya dengan sanggul cepol sederhana, selaras dengan tampilan Jokowi.
Berbeda dengan Iriana yang tampil dengan warna netral, Wury Ma’ruf Amin datang mengenakan baju kebaya Betawi panjang berwarna hijau dengan kerudung warna senada. Baju ini juga dihiasi bordir corak bunga berwarna cerah di bagian depan sampai bawah.
Tak lupa Wury Ma'ruf Amin juga mengenakan kain lilit berwarna hijau dengan semburat merah marun, serta aksesoris selendang berwarna putih.
Dewi mengatakan pakaian adat Betawi yang dikenakan Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan terakhirnya memiliki makna sebagai simbol terima kasih untuk Kota Jakarta yang telah menjadi ibu kota sejak tahun 1966.
"Ini bentuk penghormatan terhadap kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia tempat dia mengemban tugas selama 2 periode atau 10 tahun lamanya" kata Dewi.
Ini juga bisa dilihat sebagai tanda perpisahan karena sebentar lagi ibukota akan berpindah ke IKN. Sehingga Dewi mengatakan pemilihan baju adat tahun ini memiliki banyak nilai sentimental terutama bagi Joko Widodo.
Pakaian adat Bangsawan Ujung Serong asal Betawi yang dikenakan Jokowi mencerminkan nilai-nilai kesopanan, ketaatan terhadap agama, kekuatan, dan kebijaksanaan yang disimbolkan dari warna dan motif yang tegas dan berani, serta kebijaksanaan yang sangat dihormati dalam budaya Betawi.
Betawi pun dinilai merepresentasikan wajah Indonesia jauh sebelum Indonesia merdeka yang sarat akan akulturasi yang kuat dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
Inilah sebabnya baju ini dipilih Jokowi sebagai simbol perjuangan bersama selama 10 tahun kepemimpinannya dalam menghadapi berbagai tantangan bangsa demi memajukan Indonesia.
Tak hanya Presiden dan Wapres yang menjadi sorotan, Ketua DPR RI Puan Maharani yang turut memimpin rangkaian Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI tahun 2024 juga mengenakan Kebaya dengan nuansa yang cerah namun lembut.
Tahun ini, Puan memakai kebaya emas rancangan desainer Didiet Maulana dengan model kutubaru. Tampilan Puan dipercantik dan anggun dengan sanggul sederhana.
Kutubaru yang dipakai Puan dibentuk dari kain brokat berjenis french lace yang menurut sang desainer terinspirasi dari sebuah optimisme dalam melihat potensi indah yang dimiliki dalam diri, dan warna emas yang dipakai dimaknai bahwa setiap diri adalah emas.
Kebaya emas tersebut juga memiliki makna semangat, kesuksesan dan kemenangan yang terpancar dalam memperingati 79 tahun Indonesia merdeka. Pada kebaya ini juga terdapat motif di bagian depan yang dibuat tumpal buketan atau bunga. Motif ini dipengaruhi dari pesisiran peranakan Cina, dengan warna-warni.
Puan juga mengenakan selendang sutra berwarna krem metalik untuk melengkapi Kebaya yang dikenakannya, sebagai lambang kelembutan. Tak lupa ada pula aksesoris bros kupu-kupu pada bagian panel tengah kebaya menambah manis busana yang dikenakan Puan.
Motif kupu-kupu dikenal sebagai aksesoris yang banyak ditampilkan dalam wastra di Indonesia. Motif ini juga melambangkan metamorfosa, bahwa semua adalah proses yang harus dibangun satu per satu.