Jilbab IKN
Oleh : Dahlan Iskan--
Icha menerima syarat Xin Zhong itu dengan baik. Dia pilih tetap pakai jilbab. Masih ada jalan lain. Sekolah ke Tiongkok. Di Tiongkok pakai jilbab tidak dilarang.
Maka Icha ingin masuk ke SMA di Tiongkok. Dia sudah sering ikut kakeknya ke berbagai kota di sana. Dia jatuh cinta ke kota Hangzhou –satu jam pakai Whoosh dari Shanghai.
Kakeknyi pun mengantarkan Icha ke Hangzhou. Pilih-pilih. Di SMA mana yang dia suka. Lalu cari apartemen sederhana untuk kost selama di sekolah di Hangzhou.
Beres. SMA dapat. Apartemen dapat. Pulang. Siap-siap kapan berangkat ke Hangzhou.
Gagal. Mendadak ada Covid-19. Cita-cita Icha masuk SMA di Hangzhou berantakan. Akhirnya Icha masuk SMAN tidak jauh dari Masjid Agung Surabaya.
Kelak di tahun 2023 Icha masuk kuliah di Universitas Ciputra. Mayoritas mahasiswa di situ suku Tionghoa. Icha kuliah dengan tetap berjilbab. Dia tidak merasakan ada kesulitan hubungan antar ras di UC.
Pilihan di UC itu ternyata masih ada hubungannya dengan Hangzhou. Dia tahu dalam empat tahun perkuliahan di UC yang dua tahun akan dilaksanakan di Hangzhou. Sudah ada kerja sama antara universitas di sana dengan UC.
Tahun depan BPIP, rasanya, harus belajar dari Xin Zhong.
Merdeka! (*)