Hujan Deras Guyur Tanjabtim, Kondisi Api di Lokasi Karhutla Padam
Imbas hujan deras di Kabupaten Tanjabtim, setidaknya telah mengurangi penyebaran api di lokasi Karhutla.--
MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO -Setelah mengalami musim kemarau selama satu bulan, Kabupaten Tanjabtim diguyur hujan deras pada Rabu (11/9).
Hujan ini diharapkan dapat mengurangi penyebaran api di lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah tersebut.
Karhutla yang mulai meluas sejak beberapa waktu lalu di Desa Londerang, Kabupaten Muaro Jambi, telah memasuki wilayah Desa Catur Rahayu, Kecamatan Dendang.
Namun, menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tanjabtim, Helmi Agustinus, api di lokasi tersebut kini sudah dapat dikendalikan dan tidak lagi berkobar.
BACA JUGA:Pemkab Tanjabtim Kekurangan 1.200 Guru, Terutama Jenjang SD
BACA JUGA:Tim Gabungan Basahi Lahan di Perbatasan Muaro Jambi -Tanjabtim
Tim Satgas Karhutla Kabupaten Tanjabtim saat ini sedang melakukan pendinginan.
"Api sudah tidak ada lagi, hanya tersisa sedikit titik asap di lokasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendinginan oleh Satgas Karhutla," ujar Helmi melalui pesan singkat WhatsApp pada Rabu (11/9).
Helmi menjelaskan bahwa meskipun hujan yang turun selama tiga hari terakhir memiliki intensitas sedang, hujan tersebut cukup membantu dalam memadamkan api agar tidak semakin meluas. Proses pendinginan membutuhkan waktu yang lama karena kondisi lahan yang gambut dan dalam.
"Alhamdulillah, dengan adanya hujan selama tiga hari ini, petugas di lokasi Karhutla merasa terbantu," ungkapnya.
BACA JUGA:Targetkan 70 Persen Kemenangan Laza-Aris pada Pilkada Tanjabtim 2024
BACA JUGA:Tercatat 1.440 Pelamar CPNS di Tanjabtim
Hujan yang turun beberapa hari ini tampaknya menjadi pertanda bahwa musim kemarau akan segera berakhir. Hujan ini tidak hanya terjadi di satu wilayah, tetapi hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanjabtim, meski dengan intensitas yang bervariasi.
Musim kemarau yang telah berlangsung menyebabkan tanah menjadi gersang dan suhu udara meningkat, sehingga aktivitas sehari-hari warga terganggu.