Kolaborasi Sukses Turunkan Angka Buta Aksara Indonesia
Seorang anak saat membaca buku koleksi dari Bemo Baca milik Sutino (60) bertepatan dengan Hari Aksara Internasional (HAI)--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengatakan kolaborasi dan sinergi antar-pihak berhasil menurunkan angka buta aksara penduduk Indonesia secara signifikan.
“Angka buta aksara penduduk Indonesia usia 15-59 tahun berdasarkan hasil Susenas tahun 2023 menurun cukup tinggi apabila dibandingkan tahun 2022. Angka buta aksara tahun 2022 adalah 1,51 persen atau 2.850.851 orang. Sementara itu, angka buta aksara tahun 2023 menjadi 1,08 persen atau 1.958.659 orang,” kata Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek Baharudin dalam Peringatan Hari Aksara Internasional Tingkat Nasional Tahun 2024 di Jakarta.
BACA JUGA:Membebaskan Narapidana Dari Buta aksara
BACA JUGA:Mampu Turunkan Angka Buta Aksara Menjadi 4.014 Orang
Ia menyebutkan, penurunan signifikan itu berkat sederet strategi yang diinisiasi Kemendikbudristek untuk diimplementasikan secara berkesinambungan dari pusat hingga ke daerah.
Sederet strategi itu di antaranya, pengembangan kurikulum dan modul pembelajaran pendidikan keaksaraan, yaitu keaksaraan dasar dan keaksaraan lanjutan, verifikasi sasaran dan pendampingan pelaksanaan program pembelajaran, pemberian bantuan pemerintah BOP Pendidikan keaksaraan.
Selain itu, pihaknya juga secara khusus melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam rangka percepatan penuntasan buta aksara pada daerah-daerah kantong buta aksara serta pengolahan data capaian penurunan buta aksara dengan Badan Pusat Statistik dan Pusat Data dan Teknologi Informasi atau Pusdatin Kemendikbudristek.
Ia pun menambahkan, pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan literasi masyarakat, khususnya peserta didik, di antaranya implementasi Kurikulum Merdeka dengan pemanfaatan platform Merdeka Mengajar, pendistribusian dan pemanfaatan buku bacaan bermutu, program pemulihan pembelajaran, pemulihan sarana-prasarana literasi untuk anak berkebutuhan khusus.
Kemendikbudristek juga terus melakukan peningkatan dan penguatan sarana serta layanan dan kegiatan literasi, seperti Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan Lembaga TBM Mandiri.
“Indonesia akan terus konsisten melaksanakan puncak peringatan Hari Aksara Internasional tingkat nasional ini dan tetap berkomitmen terhadap program-program SDGs melalui penuntasan pemberantasan buta huruf serta peningkatan literasi, numerasi di semua jenis jenjang dan jalur pendidikan, termasuk untuk pendidikan masyarakat dan pendidikan khusus,” ujarnya. (ant)