Iran: Kami Membela Diri

Iran menuntut tanggung jawab Amerika Serikat, yang dianggapnya memberikan dukungan terhadap kejahatan rezim Zionis Israel di Lebanon selatan serta pembunuhan sekretaris jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah. --

“Setelah berbulan-bulan menahan diri, Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran akhirnya (melakukan penyerangan-red.) dalam rangka menggunakan hak wajarnya untuk membela diri, sebagaimana diatur dalam Pasal 51 Piagam PBB, dan sebagai tanggapan atas tindakan agresif rezim Zionis,” kata Kedubes Iran dalam keterangan resminya yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Kedubes Iran menuturkan bahwa serangan tersebut juga sebagai tanggapan terhadap tindakan agresif rezim Zionis, termasuk pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Republik Islam Iran serta syahidnya Ismail Haniyeh, Ketua Biro Politik Gerakan Hamas di Tehran yang merupakan tamu resmi Pemerintah Republik Islam Iran.

 “Penggunaan hak pembelaan diri oleh Republik Islam Iran setelah menahan diri dalam waktu yang lama ini menunjukkan pendekatan bertanggung jawab Iran terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional."  

Hak pembelaan diri Teheran itu terjadi di tengah tindakan ilegal dan genosida oleh rezim apartheid pendudukan Zionis terhadap rakyat Palestina dan agresi militer rezim ini terhadap Lebanon dan Suriah masih berlanjut.

Berlawanan dengan rezim Zionis yang selalu menganggap warga sipil yang tidak bersalah dan infrastruktur sipil sebagai target yang sah untuk penyerangan dan pembunuhan, Republik Islam Iran mengaku hanya menargetkan sasaran dan infrastruktur militer dan keamanan rezim Zionis dalam serangan rudal defensifnya.

Hal itu dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip moral dan ajaran suci Islam serta dengan mematuhi sepenuhnya prinsip perbedaan menurut hukum humaniter internasional,

Lebih lanjut, Republik Islam Iran menekankan tanggung jawab para pendukung dan penyedia keuangan serta senjata rezim Zionis untuk menghentikan tindakan gila para pemimpin rezim tersebut dan peringatan terhadap masuknya pihak ketiga dalam perkembangan di kawasan.

Iran juga meminta tindakan segera dan bermakna dari Dewan Keamanan PBB untuk mencegah kelanjutan ancaman terhadap perdamaian dan keamanan regional serta internasional oleh rezim Israel.

“Apabila diperlukan, Republik Islam Iran siap dan tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah pertahanan lebih lanjut guna melindungi kepentingan sahnya dan mempertahankan integritas teritorial serta kedaulatan Iran terhadap setiap tindakan agresi militer dan penggunaan kekuatan secara ilegal," kata pernyataan resmi Kedubes Iran di Jakarta. 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, mengatakan, aksi Iran terhadap Israel sudah selesai, namun jika Israel kembali melakukan provokasi maka Teheran akan menanggapinya secara lebih tegas lagi.

"Aksi kami selesai kecuali rezim Israel memutuskan untuk melakukan balasan lebih lanjut. Di dalam skenario itu, respons kami akan lebih kuat dan lebih efektif," kata Araghchi lewat unggahan di X.

Pada Selasa (1/10) Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pemimpin politik kelompok perjuangan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh serta komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforoushan.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa pemerintahnya tidak mencari perang dengan Israel, melainkan akan menghadapi ancaman apa pun dengan cara yang tegas.

Tak hanya itu saja, Iran bertekad bakal menggempur pangkalan dan kepentingan sekutu-sekutu Israel di Timur Tengah jika pihaknya mendapat serangan, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran.

"Jika ada intervensi langsung dari negara-negara pendukung Israel, termasuk Amerika Serikat, dan agresi terhadap Iran, pangkalan dan kepentingan mereka di Timur Tengah secara bersamaan akan menghadapi serangan dahsyat angkatan bersenjata Republik Islam Iran," kata Staf Umum melalui pernyataan yang dipublikasi kantor berita Iran Tasnim.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan