Pendidikan Vokasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal yang Inklusif
Sekretaris Dirjen Pendidikan Vokasi Saryadi dalam gelar wicara bertema "Peran strategis pendidikan vokasi dalam pembangunan ekonomi daerah" --
Program ini melibatkan 20 tim konsorsium perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi, yang terdiri dari 287 anggota tim kerja, termasuk dosen dan tenaga kependidikan dari 65 perguruan tinggi.
“Penting bagi kita untuk memastikan bahwa hasil yang telah dicapai dalam program ini dapat ditingkatkan lebih lanjut. Kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah daerah, dunia industri, dan satuan pendidikan—termasuk SMK dan lembaga kursus—harus terus didorong,” ujar Saryadi.
Dia menekankan bahwa diskusi mengenai pendidikan vokasi tidak seharusnya terpisah dari agenda pembangunan daerah. “Pembangunan ekonomi daerah harus selaras dengan pengembangan pendidikan vokasi. Ini adalah sinergi yang penting,” tambahnya.
Saryadi juga menggarisbawahi bahwa kolaborasi antara pemerintah daerah dan dunia usaha telah menciptakan sinergi yang efektif dalam mengatasi berbagai permasalahan pendidikan vokasi.
“Dengan menjalin kemitraan yang kuat, kita dapat memastikan keberlanjutan berbagai inisiatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi regional,” tuturnya.
Dia menyarankan agar inisiatif ini tidak hanya fokus pada pendidikan vokasi, tetapi juga memperluas jangkauan potensi ekonomi daerah.
“Penting untuk mendorong kolaborasi inovatif antara pendidikan vokasi dan dunia usaha, yang akan berfokus pada pengembangan potensi lokal. Ini akan menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” pungkasnya.
Dengan demikian, pendidikan vokasi diharapkan dapat menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi lokal yang inklusif, memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat, dan mendorong perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas untuk masa depan yang lebih cerah. (ant)