Kerinci Akan Miliki Universitas Islamic Tourism Pertama di Indonesia

Iskandar, S.Ag., M.Pd., M.S.I., M.H., Ph.D., calon Rektor IAIN Kerinci periode 2025-2029--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO– Sebagai langkah berani menuju masa depan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), Iskandar, S.Ag., M.Pd., M.S.I., M.H., Ph.D., calon Rektor IAIN Kerinci periode 2025-2029, menawarkan visi yang menyala untuk menghadirkan Universitas Islamic Tourism pertama di Indonesia.
Visi ini diharapkan dapat menjadikan IAIN Kerinci sebagai pusat pengembangan pariwisata syariah yang terintegrasi dengan pendidikan berkualitas.
Iskandar menjelaskan bahwa keputusan untuk mengembangkan Universitas Islamic Tourism ini muncul sebagai respons terhadap pertumbuhan industri pariwisata halal yang semakin pesat di dunia, khususnya di Indonesia.
“Kami ingin memanfaatkan potensi alam dan budaya yang ada di Kerinci, sambil memberikan pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan praktik pariwisata yang berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam rencana ini, Iskandar berkomitmen untuk menyusun program strategis melalui pembangunan dan implementasi sistem manajemen mutu perguruan tinggi yang berstandar tinggi sebagai branding menuju unggul dan berdaya saing global, dengan mendorong percepatan transformasi Satker menjadi BLU serta transformasi IAIN Kerinci menjadi Universitas Islamic Tourism. Hal ini akan diwujudkan dengan menyiapkan grand desain Kerinci sebagai pusat Destinasi Pariwisata Syariah Dunia melalui Model Pilot Project membangun "Taman Satwa Eco Edu Halal Tourism," yang bertujuan menghadirkan jutaan wisatawan global ke Kerinci untuk menikmati wisata edukasi berbasis halal di "Sekepal Tanah Surga Sakti Alam Kerinci."
IAIN Kerinci ke depan akan menghadirkan kurikulum yang relevan, mencakup berbagai disiplin ilmu yang mendukung pengembangan pariwisata syariah, seperti manajemen, ekonomi, pariwisata, bisnis digital, industri halal, dan studi agama dengan pendekatan transintegratif keilmuan.
“Kami ingin mencetak lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan di lapangan,” tambahnya.
Untuk merealisasikan visi ini, IAIN Kerinci juga akan menjalin kerja sama strategis dengan berbagai lembaga, termasuk pemerintah daerah, industri pariwisata, dan lembaga pendidikan lainnya. “Dengan kolaborasi yang kuat, kami yakin dapat menghadirkan program-program yang inovatif dan relevan, serta menarik minat calon mahasiswa dari berbagai daerah dan mancanegara,” ungkap Dr. Iskandar.
Kehadiran Universitas Islamic Tourism ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan di Kerinci, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
“Kami optimistis bahwa dengan pendidikan yang baik, kita bisa meningkatkan daya saing daerah ini dalam sektor pariwisata, sekaligus menarik wisatawan yang mencari pengalaman halal tourism,” jelasnya.
Dr. Iskandar mengajak civitas akademika IAIN Kerinci dan masyarakat untuk mendukung inisiatif ini sebagai bagian dari upaya bersama dalam mengembangkan Kerinci menjadi destinasi wisata syariah yang unggul.
“Mari kita wujudkan visi ini bersama-sama, agar IAIN Kerinci dapat menjadi pionir (leader) dalam pendidikan pariwisata syariah di Indonesia,” tutupnya.
Dengan visi yang kuat dan dukungan dari berbagai pihak, langkah Dr. Iskandar untuk mendirikan Universitas Islamic Tourism diharapkan menjadi awal bagi IAIN Kerinci menuju masa depan yang cerah dan berdaya saing. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan