Masa Depan Makin Cerah, TIKI Pinang Generasi Muda Gabung Industri Kurir
PENGIRIMAN PAKET : Konsumen mendatangi salah satu gerai TIKI untuk mendapatkan layanan pengiriman barang yang telah disediakan, dan disambut oleh karyawan TIKI yang mayoritas masih berusia muda--
INDUSTRI sektor logistik memiliki potensi yang cerah di masa depan, untuk itu perlu mempersiapkan kompetensi keberlanjutan sumber daya manusia (SDM) dengan regenerasi, selain memperkuat konektivitas dan teknologi. Industri kurir dan logistik nasional harus lebih banyak lagi menjaring talenta-talenta muda berbakat agar semakin kompetitif dan mendukung kebutuhan industri masa depan.
Kilas balik resistensi industri kurir dan logistik di masa pandemi lalu menjadi pembuktian bahwa industri sektor logistik ini memiliki potensi bisnis yang sangat besar dan memiliki daya tahan yang tinggi di masa krisis. Asosiasi Logistik Indonesia mencatat arus pengiriman barang utamanya last-mile delivery mengalami pertumbuhan hingga 40 persen selama pandemi Covid-19 lalu. Hal ini disebabkan oleh pembatasan aktivitas masyarakat dan bisnis yang menjadikan jasa kurir dan logistik sebagai penopang utama.
Potensi jasa kurir di masa depan diyakini akan semakin cemerlang seiring dengan peningkatan potensi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan dapat mencapai US$146 miliar pada 2025 dan naik menjadi 8 kali lipat pada 2030. Oleh karena itu, PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI) yang tahun 2023 ini telah berusia 53 tahun menilai industri jasa kurir dan logistik perlu mempersiapkan kompetensi SDM dengan regenerasi, dan memperkuat konektivitas.
Direktur Utama TIKI, Yulina Hastuti, menyebutkan tahun ini TIKI meluncurkan kampanye #LogisTIKIndonesiaButuhAnakMuda. TIKI ingin mengambil langkah proaktif dalam merangkul dan mendorong partisipasi generasi muda Indonesia untuk menjadi bagian dari masa depan logistik Indonesia. “Dalam mengampanyekan ini, kami menggandeng universitas untuk bekerjasama dalam pengembangan kompetensi SDM sekaligus menjaring talenta-talenta muda berbakat. Sejauh ini terdapat sekitar tiga kampus yang bekerjasama dengan TIKI dalam pengembangan SDM muda di sektor logistik, yaitu ITL Trisakti, Politeknik APP Jakarta dan Universitas Pertamina,” katanya.
Adapun kerjasama yang terjalin mencakup program pelatihan dan pendidikan mahasiswa melalui praktisi mengajar dan kunjungan mahasiswa, program beasiswa bagi mahasiswa berprestasi, dan program magang. Tidak hanya itu, kerjasama tersebut juga memfasilitasi karyawan TIKI yang ingin memperkaya ilmu pengetahuannya dan menempuh pendidikan melalui program khusus antara TIKI dengan seluruh kampus yang bekerjasama. Terakhir, kerjasama ini juga membuka peluang kewirausahaan melalui program kemitraan TIKI dengan program khusus.
Perkembangan tingkat minat generasi muda terhadap bidang logistik telah menunjukkan trend yang positif. Hal ini dapat dilihat dari trend meningkatnya pembukaan program studi baru di beberapa universitas terkait bidang logistik. Pada tahun 2020 – 2023 saja, berdasarkan data BAN-PT, terdapat 19 program studi baru yang didirikan untuk jenjang D3 sampai dengan S2 di bidang Logistik.
Sebelumnya, TIKI juga mengadakan roadshow kampus dengan menggandeng Narasi Academy menyelenggarakan rangkaian kegiatan yang seru, menyenangkan dan menambah wawasan mulai dari Conference, Classes, dan Reels Competition. Terdapat sekitar 5 kampus di Jakarta dan Bandung yang dikunjungi TIKI selama September – November 2023, antara lain ITL Trisakti, Politeknik APP, UPI Bandung, Universitas Telkom dan Universitas Pertamina.
Dari sisi sistem bisnis TIKI, Yulina Hastuti menyebutkan, saat ini sektor korporat skala besar hingga skala kecil masih menjadi pelanggan terbesar TIKI. Untuk industrinya pun bervariasi dan mencakup hampir seluruh sektor industri. Dari jenis komoditas barang yang paling banyak dikirimkan antara lain makanan, pakaian, aksesoris, sparepart, elektronik dan dokumen. “TIKI telah menjalankan konsep waralaba sejak awal berdiri. Dan hingga saat ini kami terus memegang nilai bahwa bisnis waralaba yang sehat adalah bisnis dimana perusahaan dan mitra waralabanya bertumbuh bersama, berbagi nilai perusahaan yang sama dan memiliki nilai ownership yang sama besarnya. Oleh karena itu program pengembangan mitra waralaba sangat penting agar mitra waralaba memahami seluk beluk bisnis di jasa kurir dan menjadi mitra bisnis yang saling membangun,” sebutnya.
TIKI memberikan fleksibilitas bisnis dengan pembagian keuntungan yang transparan dan sangat menarik. Terdapat dua jenis waralaba yang ditawarkan yaitu TIKI Gerai dan TIKI Booth dengan besaran komisi harian sebesar 21 persen dari total omset per hari dan tambahan bonus dari pencapaian omset selama satu bulan dengan perhitungan persentase hingga mencapai 6 persen, dengan total pendapatan mencapai 27 Persen. Untuk jumlah modal yang perlu dipersiapkan pun tergolong ringan, dengan kisaran Rp 10 juta - Rp 17,5 juta untuk biaya Franchise-nya.
Hingga saat ini, TIKI telah memiliki lebih dari 3.700 mitra bisnis yang bergabung dan tumbuh bersama. TIKI pun terus membuka peluang kemitraan bagi siapa saja yang ingin memulai bisnis kurir baik itu anak muda hingga pensiunan.
Selain itu, lanjut Yulina Hastuti, TIKI juga memberikan dukungan terhadap pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia bekerjasama dengan SWAP, perusahaan infrastruktur Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), dan SMOOT, produsen kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, dalam rangka mendukung transisi kendaraan listrik di Indonesia. Adapun kerjasama tersebut mencakup instalasi 17 SPBKLU SWAP di jaringan gerai TIKI, serta peluncuran armada TIKI EVS (Electric Vehicle Squad) yang ramah lingkungan. Selain pengembangan stasiun penukaran baterai motor listrik, TIKI juga bekerjasama dengan SMOOT dalam pengadaan armada motor listrik sebagai upaya transisi operasional TIKI ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan. “Pada tahap awal, TIKI akan mengoperasikan sekitar 10 TIKI EVS, motor listrik buatan SMOOT untuk melayani wilayah DKI Jakarta. TIKI EVS ini akan menjadi percontohan bagi para mitra keagenan TIKI di daerah untuk menerapkan hal yang serupa di wilayahnya,” imbuhnya.
Salah seorang kurir TIKI, Iskandar mengaku telah bekerja di TIKI lebih dari setahun yang lalu. Ia melihat banyak inovasi layanan yang telah dihadirkan oleh TIKI untuk memuaskan pengguna jasanya, bahkan kurir pun mendapatkan kesempatan untuk berpindah posisi. “Di TIKI punya program pengembangan dan juga pelatihan karyawan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bekerja. Kurir dan karyawan mendapatkan kesempatan mencoba berbagai jenis keahlian yang ada, baik itu dalam hal operasional maupun manajemen TIKI. Seperti kurir yang sudah berusia lanjut, bisa ditempatkan di kantor untuk menjadi admin, sehingga ada proses rolling terus untuk generasi baru,” ujarnya.
Kurir TIKI akan memperlakukan paket konsumen dengan hati-hati dan yang pastinya akan membantu untuk memberi solusi bagi konsumen ketika memiliki masalah, keluhan atau pertanyaan saat menerima paket mereka. “Kita mengedukasi konsumen saat menerima paket apabila terjadi masalah dalam barang yang diterima. Tugas kita adalah kurir, apabila konsumen punya masalah seperti ingin mengembalikan barang akan dibantu prosesnya, sehingga konsumen akan terpuaskan dengan pelayanan yang diberikan kurir,” ungkapnya. (kar)