Menikmati Sunset Hingga Wisata Religi
NIKMATI SUNSET: Sejumlah wisatawan melintasi pinggir pantai sembari menikmati terbenamnya matahari atau sunset di kawasan wisata pantai dan taman Loang Baloq, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (7/11/2024). FOTO: ANTARA/NUR IMANSYAH --
Safari, salah satu pengunjung asal Kabupaten Lombok Tengah, mengaku sudah beberapa kali mengunjungi Pantai Loang Baloq. Dia sendiri bekerja di Kota Mataram, sehingga saat pulang bekerja menyempatkan diri untuk mampir, sebelum pulang.
Menurutnya, panorama sunset di Pantai Loang Balok sangat memukau karena berada di Selat Lombok. Dari tempat ini Gunung Agung di Pulau Bali juga bisa terlihat dengan jelas bila tidak tertutup awan. Apalagi, bila Matahari mulai tenggelam, semakin menambah eksotis kawasan wisata pantai itu.
Data Dinas Pariwisata Kota Mataram mencatat, jumlah kunjungan di Taman Loang Baloq setiap hari mencapai 300-500 pengunjung, sedangkan pada akhir pekan bisa mencapai 1.000-1.500 orang.
Wisata Religi
Selain menawarkan wisata alam, kawasan Loang Baloq juga menyuguhkan wisata sejarah dan religi Makam Keramat Loang Baloq. Lokasinya berada di seberang jalan atau sisi timur pantai.
Ada tiga makam yang dikeramatkan, yaitu Maulana Syeikh Gauz Abdurrazak, Datuk Laut, dan makam Anak Yatim. Ketiga makam itu selalu ramai dikunjungi masyarakat yang datang untuk berziarah dan berdoa.
Ketiga makam itu diapit oleh pohon beringin yang menjulang tinggi besar. Di dalam areal makam terdapat fasilitas mushala dan toliet serta tempat peristirahatan bagi para peziarah.
Menurut penjaga makam, setiap hari tempat itu selalu dikunjungi peziarah. Pada Sabtu dan Minggu, jumlah peziarah bisa mencapai ratusan orang. Bahkan, pada hari-hari besar Islam, jumlahnya bisa sampai seribuan orang atau lebih.
Para peziarah ini, tidak hanya warga Kota Mataram atau Pulau Lombok pada umumnya, tetapi juga dari luar Provinsi NTB, seperti Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan, termasuk dari mancanegara.
Untuk wisatawan mancanegara yang datang berkunjung, biasanya 5 sampai 10 orang. Mereka datang rata-rata ditemani pemandu wisata.
Keberadaan dua objek wisata Pantai Loang Baloq dan Makam Loang Baloq ini berdampak pada terdongkraknya perekonomian warga setempat. Di sepanjang areal menuju pantai dan makam berjejer puluhan lapak pedagang, baik yang berada di sisi kanan dan kiri jalan raya. Lapak-lapak pedagang ini rata-rata terbuat dari bambu maupun kayu.
Tidak hanya di luar areal menuju pantai dan makam, para pedagang juga menjajakan jualannya hingga areal dalam pantai. Menu yang ditawarkan cukup beragam, mulai makanan ringan, kopi, es kelapa, dan lain-lain. Untuk lapak pedagang yang berada di pinggir jalan utama menuju pantai dan makam, rata-rata menjual menu makanan dari hasil laut, seperti ikan bakar, kepiting, cumi, dilengkapi pelecing kangkung, dengan minuman es kelapa.
Nuraini, salah satu pedagang makanan, mengaku bisa mendapat keuntungan sekitar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari. Biasanya, Nuraini membuka lapak mulai dari sekitar pukul 5:00 dan tutup pada pukul 18:00.
Tidak hanya Nuraini, masyarakat setempat juga merasakan dampak dari hidupnya wisata di daerah tersebut, terutama untuk menopang ekonomi keluarga, sebagaimana juga diakui Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Taman Loaq Baloq, Thamrin.
Sebelum kawasan Loang Baloq menjadi seperti saat ini, rata-rata mata pencarian warga sekitar, khususnya kaum laki-laki, adalah nelayan, sedangkan untuk perempuan berdagang ikan hasil tangkapan para nelayan.