Hidup Berdampingan, Guyub Rukun Tanpa Perselisihan
ERUPSI: Warga berlari menjauh dari erupsi dari kawah Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/11/2024). FOTO: ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA --
Terkait peta batas aman, Kepala Desa Pululera, Paulus Sang Sony Tukan, mengatakan bahwa belum lama ini sejumlah pihak dari instansi terkait mengajaknya untuk melakukan survei lokasi pemukiman baru warga desa.
Para warga direncanakan untuk direlokasi ke lokasi yang dikenal oleh masyarakat sebagai Tanawawe, hamparan tanah berupa padang rumput di lembah yang dinilai lebih indah, subur, juga memiliki sumber mata air berupa air terjun.
Tanggapan dari warga juga positif. Meskipun relatif lebih jauh, relokasi hunian ini dinilai sebagai berkah, karena selain mampu mengamankan mereka dari marabahaya, relokasi juga bisa menjadi harapan baru masyarakat untuk kembali hidup sejahtera.
Takdir memang tidak selalu manis, sebagaimana amaran Tuhan kepada warga Desa Pululera untuk hidup sementara di tenda pengungsian. Namun, di balik setiap hal yang buruk pasti akan ada hal baik yang juga bisa diambil.
Meskipun Tuhan memerintahkan hambanya untuk menjadi pengungsi dan hidup sederhana, tapi akan selalu ada cahaya di ujung lorong yang gelap, sebagaimana kata orang bijak.
Kesempatan untuk memulai hidup yang baru menjadi anugerah sekaligus hikmah yang diberikan kepada warga Desa Pululera, di balik setiap cobaan yang Tuhan berikan. (ant)