Pentingnya Bijak Mengonsumsi Antibiotik untuk Cegah Resistensi
Ilustrasi antibiotik (ANTARA/Pexels-Artem Podrez) --
Menurut Dr. Soroy, salah satu kunci utama dalam pengobatan yang melibatkan antibiotik adalah kesabaran. Pengobatan antibiotik tidak memberikan hasil instan, dan prosesnya memerlukan waktu untuk bekerja dalam tubuh.
"Pengobatan antibiotik membutuhkan waktu. Banyak pasien yang tidak sabar dan menginginkan hasil dalam waktu cepat, padahal tubuh kita membutuhkan waktu untuk melawan infeksi. Antibiotik bukan obat ajaib yang dalam satu jam bisa langsung membunuh kuman," ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya mengikuti petunjuk dokter dalam menjalani terapi antibiotik, termasuk dalam hal waktu pengobatan dan dosis yang harus dikonsumsi. Mengganti antibiotik tanpa petunjuk medis yang jelas dapat mengurangi efektivitas pengobatan dan memperburuk kondisi.
Edukasi mengenai penggunaan antibiotik dan bahaya resistensi antibiotik juga menjadi sorotan dalam diskusi ini. Dr. Soroy menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai hal tersebut.
Masyarakat perlu mengetahui bahwa tidak semua gejala infeksi memerlukan antibiotik, dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menambah masalah kesehatan jangka panjang.
“Edukasi tentang resistensi antibiotik memang sangat penting. Kita harus mengedukasi masyarakat untuk tidak membeli antibiotik secara bebas, baik di apotek maupun melalui platform daring tanpa resep dokter. Keputusan akhir mengenai pengobatan harus tetap ada di tangan dokter yang memiliki pengetahuan dan pelatihan medis untuk menentukan terapi yang tepat," kata Dr. Soroy.
Di sisi lain, masyarakat juga dihimbau untuk tidak ragu berkonsultasi dengan tenaga medis ketika mengalami gejala infeksi yang berlangsung lebih dari lima hari. Pemeriksaan yang tepat akan membantu dokter menentukan apakah antibiotik diperlukan atau tidak.
Dengan semakin banyaknya kasus resistensi antibiotik di dunia, penggunaan antibiotik yang bijaksana menjadi sangat penting untuk menjaga efektivitas obat-obatan ini di masa depan.
Dr. Soroy berharap, melalui edukasi yang terus-menerus, masyarakat dapat lebih bijak dalam mengonsumsi antibiotik dan berperan aktif dalam mencegah terjadinya resistensi.
"Sebagai individu dan bagian dari masyarakat, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menggunakan antibiotik secara bijak. Ini bukan hanya untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi juga untuk menjaga kesehatan komunitas dan generasi mendatang," pungkas Dr. Soroy.
Dengan peningkatan kesadaran dan disiplin dalam penggunaan antibiotik, diharapkan kita dapat mengurangi dampak resistensi antibiotik, melindungi diri dari infeksi yang lebih serius, dan menjaga kualitas pengobatan untuk generasi yang akan datang. (ant)