Bitcoin Tembus 100.000 Dolar AS, Emas Digital Baru atau Gelembung Spekulasi?

Ilustrasi - Bitcoin Indodax. ANTARA/HO-Indodax/am. --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO–Harga Bitcoin (BTC) baru-baru ini mencatatkan rekor tertinggi, menembus angka 100 ribu dolar AS atau sekitar Rp1,58 miliar.

Lonjakan signifikan ini dipicu oleh beberapa faktor utama, yang mencakup dinamika pasokan dan permintaan, dukungan regulasi, serta arus masuk dana institusional yang semakin besar.
Menurut Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal, salah satu faktor kunci yang mempengaruhi harga Bitcoin adalah proses halving.

Halving, yang terjadi setiap empat tahun, mengurangi jumlah Bitcoin yang ditambang dan beredar di pasar.

BACA JUGA:Penurunan Harga Bitcoin Jadi Kesempatan untuk Strategi Investasi

BACA JUGA:Bitcoin di Titik Rendah, Ini Komentar CEO Indodax tentang Pergerakan Harga Bitcoin

Hal ini menyebabkan kelangkaan pasokan, yang pada gilirannya mendorong tekanan beli di kalangan investor.
“Dengan berkurangnya imbalan bagi penambang, pasokan Bitcoin semakin terbatas. Ini menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kenaikan harga,” ujar Wan Iqbal dalam keterangannya.
Selain itu, arus masuk dana institusional yang besar turut berperan dalam penguatan harga Bitcoin.

Data menunjukkan lebih dari 31 miliar dolar AS masuk ke dalam Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin di Amerika Serikat, mencerminkan meningkatnya minat investor besar terhadap Bitcoin sebagai aset investasi jangka panjang.

Dukungan dari sisi regulasi juga memainkan peran penting. Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dan penunjukan Paul Atkins sebagai Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS, menggantikan Gary Gensler, memberikan sinyal positif bagi industri kripto.

Ketidakpastian regulasi yang sempat membayangi pasar kripto diperkirakan akan berkurang, mendorong lebih banyak investor untuk berpartisipasi.
Wan Iqbal juga menyoroti fenomena FOMO (Fear of Missing Out) yang semakin kuat di pasar kripto, terutama di Indonesia.

Investor ritel yang terdorong oleh euforia harga tinggi diperkirakan akan semakin banyak berinvestasi, baik untuk tujuan jangka panjang maupun perdagangan harian.
“Peningkatan harga Bitcoin yang terus berlanjut mencerminkan minat yang semakin besar terhadap aset digital ini. Kami percaya bahwa fenomena ini akan tercermin di pasar Indonesia, yang semakin berkembang,” tambah Iqbal.
Meskipun demikian, Iqbal mengingatkan pentingnya edukasi investor dalam menghadapi pasar yang volatil ini.

Menurutnya, penting bagi investor untuk memahami dengan baik risiko yang terkait dengan investasi di aset digital agar tidak terjebak dalam spekulasi yang berpotensi merugikan.
“Edukasi yang tepat akan membantu investor membuat keputusan yang lebih bijak dan menghindari kerugian yang tidak perlu,” pungkasnya.
Pada 6 Desember 2024, Bitcoin sempat mencatatkan harga tertinggi 103.630 dolar AS sebelum ditutup pada level 97.093 dolar AS.

Lonjakan harga ini juga turut mempengaruhi likuiditas pasar, dengan sebagian dana mengalir ke altcoin, yang memperbesar aktivitas transaksi di ekosistem kripto secara keseluruhan.
Kenaikan harga Bitcoin yang melampaui 100 ribu dolar AS menjadi tonggak penting dalam perjalanan aset digital ini, yang semakin diterima sebagai alternatif investasi global. (*)

Tag
Share