Sekolah di Tebo Ajarkan Siswa Cara Hidup Harmonis dengan Alam dan Satwa Liar
Salah soerang siswa memanfaatkan limbah di sekitar sekolah untuk program produktif bagi sekolahnya.--
MUARATEBO, JAMBIEKSPRES.CO–Untuk mengatasi berbagai tantangan lingkungan dan sosial yang semakin kompleks, Pemerintah Kabupaten Tebo bersama WWF Indonesia mengimplementasikan program Pendidikan untuk Pembangunan Keberlanjutan (ESD) di sekolah-sekolah.
Program ini bertujuan untuk membentuk masyarakat yang lebih sadar lingkungan, tangguh, dan mampu hidup berdampingan dengan alam.
Di tengah meningkatnya permasalahan lingkungan, seperti kerusakan hutan dan konflik antara manusia dan satwa liar, Kabupaten Tebo menyadari pentingnya menanamkan kesadaran sejak usia dini.
Kondisi alam yang terancam oleh perambahan liar dan konflik sosial menjadi masalah besar yang mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
BACA JUGA:SDN 67 Muara Sekalo Ciptakan Hutan Sekolah untuk Lestarikan Tanaman Endemik Lokal
BACA JUGA:PLH Bangkitkan Kesadaran Lingkungan Siswa SMPN 43 Tebo Tentang Alam
Oleh karena itu, pendidikan yang berbasis pada keberlanjutan dan pelestarian alam dianggap menjadi kunci untuk mengatasi masalah tersebut.
Sebagai bagian dari upaya untuk membangun kesadaran lingkungan di kalangan pelajar, mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) kini telah diajarkan di 252 sekolah dasar dan 74 sekolah menengah pertama di 12 kecamatan di Kabupaten Tebo.
Program ini hadir sebagai hasil kolaborasi antara WWF Indonesia dan Pemerintah Kabupaten Tebo, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih dalam mengenai ekosistem, pencemaran, serta interaksi antara manusia dan satwa liar.
Dalam kurikulum ini, siswa belajar tentang ekosistem hutan, dampak kerusakan lingkungan, hingga pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Tidak hanya itu, mereka juga diberikan wawasan mengenai konflik yang timbul antara manusia dan satwa liar, seperti gajah, serta dampaknya terhadap kehidupan masyarakat dan alam sekitar.
Melalui PLH, siswa diharapkan bisa mengembangkan kesadaran untuk menjaga lingkungan mereka dan memahami bahwa Tebo adalah tempat yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Pendidikan ini mengajarkan mereka untuk melestarikan tanaman endemik lokal dan budaya daerah yang turut mendukung kelestarian alam.
Salah satu konsep penting yang ditekankan adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, satwa liar, dan hutan yang ada.
Tebo, yang terkenal dengan keberadaan satwa liar seperti gajah, memiliki tantangan besar dalam menciptakan kehidupan yang harmonis antara manusia dan satwa.
Namun, dengan pendidikan yang berbasis pada pengertian dan solusi nyata, generasi muda diharapkan dapat mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar.
Konflik antara manusia dan gajah liar di Kabupaten Tebo, misalnya, sering terjadi karena kerusakan lahan pertanian yang dilakukan oleh gajah.
Di sinilah pendidikan menjadi alat yang sangat penting untuk mengubah cara pandang masyarakat tentang satwa liar.
Melalui program PLH, siswa diajarkan untuk memahami cara-cara non-konfliktual dalam menghadapi interaksi dengan satwa, sekaligus memahami pentingnya peran mereka dalam melestarikan alam.
Dengan pengetahuan yang diberikan, siswa diharapkan bisa menjadi agen perubahan yang mempengaruhi lingkungan sekitar mereka.
Ini tidak hanya akan menciptakan kesadaran lingkungan yang lebih baik, tetapi juga berpotensi mengurangi ketegangan antara masyarakat dan satwa liar, serta menciptakan kehidupan yang lebih aman dan damai.
Program pendidikan ini tidak hanya sekedar memberi pengetahuan, tetapi juga bertujuan untuk membentuk sikap peduli terhadap lingkungan dan keberlanjutan alam.
Dengan adanya kurikulum PLH yang diterapkan di sekolah-sekolah di Kabupaten Tebo, diharapkan masyarakat Tebo, khususnya generasi muda, dapat menjadi pelopor dalam upaya pelestarian alam dan hidup berdampingan dengan satwa liar.
Pemerintah Kabupaten Tebo berharap program ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam upaya menciptakan generasi yang lebih peduli terhadap keberlanjutan lingkungan dan dapat mengatasi masalah sosial serta konflik yang timbul.
Dengan dukungan yang tepat, diharapkan PLH bisa memberikan dampak yang besar, tidak hanya bagi generasi muda, tetapi juga bagi masa depan Kabupaten Tebo yang lebih hijau dan berkelanjutan. (*)