Era Baru Efisiensi Penyelenggaraan Haji

IRVAN MAULANA--

Sebaliknya, di Indonesia, pengelolaan dana haji melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) terbatas pada optimalisasi portofolio investasi yang cenderung berisiko tinggi dalam pasar modal dengan hasil yang fluktuatif. Konsekuensi model itu terlihat pada meningkatnya porsi biaya yang ditanggung jemaah haji, sedangkan nilai manfaat yang dihasilkan BPKH justru makin menurun.

Meskipun BPIH sering diusahakan untuk turun, kenyataannya, pengurangan itu hanya terjadi pada komponen nilai manfaat, bukan pada biaya yang langsung dibebankan kepada jemaah. Hal itu menimbulkan paradoks. Alih-alih memberikan subsidi lebih besar kepada jemaah, model pengelolaan saat ini justru mengalihkan beban finansial kepada masyarakat.

BPKH perlu belajar dari Tabung Haji Malaysia untuk mengadopsi pendekatan bisnis yang lebih strategis dan berorientasi jangka panjang. (*Direktur Center of Economic and Social Innovation Studies (CESIS)

Tag
Share