Program Makan Bergizi Gratis Dukung Pendidikan Berkualitas

Wamendikdasmen Atip Latipulhayat (kanan bertopi hitam) bersama Wamendukbangga Ratu Isyana Bagoes Oka (paling kiri) saat meninjau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat menegaskan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki peran vital dalam mendukung upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Program ini tidak hanya berfokus pada gizi, tetapi juga bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan siap menghadapi tantangan pendidikan.

Pernyataan tersebut disampaikan Atip dalam kunjungannya ke Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, bersama Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga) Ratu Isyana Bagoes Oka, di sela-sela program distribusi makanan bergizi untuk masyarakat.

BACA JUGA:Sebelum Terima Juklak Juknis Makan Bergizi Gratis, Bupati Walikota Diminta Siapkan Data Rinci

BACA JUGA:Sehari Butuh Rp1,3 Miliar untuk Penyediaan Makan Bergizi Gratis

"Memberikan akses makanan bergizi kepada anak-anak merupakan langkah penting untuk memastikan mereka dapat belajar dengan maksimal. Program ini juga diharapkan dapat memenuhi standar kecukupan gizi bagi generasi mendatang," ujar Atip dalam kesempatan tersebut.

Ia menambahkan bahwa evaluasi berkala terhadap program MBG sangat diperlukan agar dapat memastikan bahwa program ini berdampak positif dalam jangka panjang, baik bagi kesehatan maupun pendidikan anak-anak di seluruh Indonesia.

Ratu Isyana Bagoes Oka, yang juga merupakan Wakil Kepala BKKBN, menekankan bahwa MBG adalah bagian dari upaya strategis untuk mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara dengan sumber daya manusia unggul. "Pembangunan SDM unggul memerlukan investasi jangka panjang. Oleh karena itu, kita harus mulai dari sekarang dengan memastikan anak-anak dan ibu hamil mendapatkan gizi yang cukup," jelasnya.

Program MBG tidak hanya berfokus pada anak-anak sekolah, tetapi juga mencakup ibu hamil, ibu menyusui, serta balita, dengan tujuan untuk mencegah masalah gizi kronis seperti stunting. "Pencegahan stunting pada 1.000 hari pertama kehidupan adalah prioritas utama. Karena itu, langkah-langkah pencegahan harus dimulai sejak masa kehamilan dan berlanjut hingga anak berusia dua tahun," imbuh Isyana.

Sejak dimulai, distribusi makanan bergizi gratis telah mencakup 190 titik layanan di 26 provinsi di Indonesia, dengan rencana untuk meningkat secara bertahap hingga 937 titik pada akhir Januari 2025. Program ini menargetkan untuk menjangkau lebih dari tiga juta penerima manfaat hingga akhir bulan ini, dan diharapkan dapat mencakup 15 juta orang pada akhir 2025.

Badan Gizi Nasional (BGN) yang terlibat dalam distribusi ini menjamin bahwa kualitas makanan yang diberikan tetap terjaga dengan baik, dengan menggunakan bahan kemasan yang higienis dan aman. Program ini juga didukung sepenuhnya oleh Presiden Prabowo Subianto, dengan alokasi dana yang cukup untuk menjaga keberlanjutannya.

Melalui program MBG, pemerintah Indonesia bertujuan untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga siap untuk menerima pendidikan yang berkualitas. Ini adalah salah satu langkah konkret untuk menuju Indonesia Emas 2045, di mana pembangunan sumber daya manusia unggul menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan