Kemenag Tegaskan Penuntasan PPG Jadi Prioritas

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron, saat Pengukuhan Guru Profesional, Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Batch 1 2024--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Kementerian Agama (Kemenag) menegaskan bahwa penuntasan sertifikasi guru atau Pendidikan Profesi Guru (PPG) menjadi prioritas utama pemerintah, khususnya bagi guru di lingkungan Kementerian Agama.

"Kami Direktorat PTKI selalu siap mendukung Direktorat PAI dan GTK Madrasah. Dalam satu hingga dua tahun ke depan, kami akan menyelesaikan guru-guru yang belum dikukuhkan sebagai guru profesional.

Jumlahnya sekitar 600 ribuan lebih. Kami siap membantu," ujar Direktur PTKI, Sahiron, dalam keterangannya di Jakarta.

Pernyataan tersebut disampaikan Sahiron saat menghadiri acara Pengukuhan Guru Profesional, Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan Batch 1 2024 yang diselenggarakan oleh LPTK Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

BACA JUGA:Kemenag Buka Program PPG bagi 269 Ribu Guru Mulai Maret 2025

BACA JUGA:Kemenag Pastikan Entitas Pendidikan Islam Gelar Program Makan Bergizi Gratis

Saat ini, di lingkungan Kementerian Agama terdapat 625.481 guru yang belum mengikuti PPG dalam Jabatan.

Rinciannya adalah 484.678 guru madrasah, 95.367 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah umum, 29.002 guru agama Kristen, 11.157 guru agama Katolik, 4.412 guru agama Hindu, 689 guru agama Buddha, dan 179 guru agama Khonghucu.

Target PPG Kemenag pada 2025 adalah untuk 269.168 guru, dan pada 2026 ditargetkan untuk 356.313 guru.

Sahiron menegaskan komitmennya untuk memastikan kesuksesan program PPG agar seluruh guru di lingkungan Kementerian Agama dapat merasakan manfaatnya.

"Tentunya, pengukuhan guru profesional bukan hanya soal peningkatan kesejahteraan guru, tetapi juga untuk memastikan bahwa guru yang telah dikukuhkan dapat mentransfer ilmu kepada para siswa dengan baik," tambahnya.

Sahiron juga mengingatkan bahwa Indonesia memiliki cita-cita besar untuk menjadi bangsa yang maju dalam ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi serta memiliki spiritualitas keagamaan yang dewasa.

Hal ini, katanya, harus dimulai dengan penanaman karakter bangsa yang terpuji, atau yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Al Akhlakul Karimah.

"Ini adalah bagian dari upaya membangun bangsa yang tidak hanya maju secara teknologis, tetapi juga toleran dan harmonis dalam keberagaman," tutupnya. (*)

Tag
Share