Raih Emas di Kompetisi World Invention Competition & Exhibition

BERPRESTASI: Angelina Magal, siswa kelas XI IPA SMA Swasta Katolik Villanova, Manokwari, Papua Barat.--
Selama dua tahun menjalani pendidikan di SMAS Villanova Manokwari, Angelina mengaku sangat senang.
"Sekolah di Villanova itu sangat menyenangkan karena tinggal di asrama, bisa mengenal Pater dan suster (pembina dan pengelola asrama), ada banyak teman-teman dari daerah lain dimana kami bisa saling berinteraksi," tuturnya.
Lembaga pendidikan berpola asrama (boarding school) yang dikelola para pastor biara Santo Agustinus (OSA) itu menerapkan disiplin ketat.
"Kami bangun pagi jam 04.00 WIT, lalu mengikuti ibadah di kapel biara, kembali ke asrama untuk sarapan pagi lalu menyiapkan diri berangkat ke sekolah," ujar Angelina.
Bangunan asrama dan sekolah SMAS Villanova berada dalam satu kompleks, berlokasi di kawasan Susweni, Manokwari.
Sepulang sekolah, usai makan siang, para siswa yang tinggal di asrama (termasuk puluhan anak yang dikirim YPMAK) wajib tidur siang.
Para siswa yang dikirim YPMAK kemudian melanjutkan pelajaran tambahan bahasa Inggris, matematika, fisika dan kimia.
Angelina berharap semakin banyak anak-anak suku Amungme dan Kamoro serta anak-anak asli Papua yang mendapat kesempatan untuk bersekolah dan menikmati pendidikan berkualitas dengan dukungan penuh dari YPMAK dan PT Freeport Indonesia.
"Semoga ke depan semakin banyak anak-anak Papua yang bisa menginspirasi anak-anak lainnya dengan mengikuti olimpiade sains tingkat nasional maupun internasional," kata anak ke-4 dari 5 bersaudara itu.
Ia berpesan agar anak-anak Papua jangan pernah menyerah di tengah jalan.
"Meski mendapatkan tantangan, harus terus berusaha karena keberhasilan itu harus melewati sebuah proses usaha dan kerja keras," pesannya.
Kepala Sekolah SMAS Katolik Villanova Manokwari RP Stevanus Alo OSA menyebut sejak 2023 sekolahnya menjalin kemitraan dengan YPMAK untuk mendidik anak-anak asli Papua dari suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kekerabatan di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Awalnya YPMAK mengirim 53 siswa bersekolah di SMAS Villanova Manokwari, namun dalam perjalanan hanya 22 orang yang bertahan. Selanjutnya pada 2024 YPMAK mengirim lagi 10 anak, kini yang bertahan hanya 9 orang.
Ada beberapa alasan beberapa anak dipulangkan ke Timika, ada yang sakit, ada yang melakukan pelanggaran, ada juga yang karena kehendak sendiri memilih kembali ke Timika.
"Khusus dengan YPMAK kami punya kesepakatan bahwa anak-anak yang mereka kirim mendapat perhatian secara khusus, namun diberi perlakuan sama dengan siswa-siswi lainnya," katanya, menjelaskan.