Cuaca Ekstrem Awal Tahun 2024 Diprediksi Lebih Parah, Ini Penyebabnya
Terlihat awan berwarna gelap sebelum turun hujan. BMKG memprediksi cuaca di Jambi akan turun hujan ringan.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO - Memasuki puncak musim penghujan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sultan Thaha Jambi, meminta masyarakat untuk mewaspadai terjadinya peningkatan bencana hidrometeorologi. Cuaca ekstrem juga diprediksi akan lebih besar dirasakan hingga Januari 2024 mendatang ketimbang periode yang sama pada 2023.
Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Jambi Annisa Fauziah menjelaskan, mundurnya awal musim hujan di wilayah Provinsi Jambi akibat dampak dari anomali el-nino dapat memicu peningkatan cuaca ekstrim.
"Pergeseran musim penghujan yang mendorong peningkatan intensitas curah hujan ini, bisa mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor yang disertai banjir bandang, hingga angin kencang," sebut Annisa.
Annisa tak memungkiri, dengan mundurnya musim penghujan maka potensi cuaca ekstrem lebih besar.
Ada beberapa Kabupaten/Kota yang diprediksi rawan terkena dampak cuaca tahunan ini.
"Sejumlah daerah di wilayah barat Provinsi Jambi, mulai dari kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh, Merangin, Sarolangun, Bungo, Tebo dan Batanghari menjadi daerah yang diprediksi paling rawan mendapatkan bencana hidrometeorologi akibat tingginya curah hujan," ucapnya.
Bencana tersebut, juga diperkirakan bisa merambat ke wilayah timur Provinsi Jambi akibat kiriman air dari wilayah barat. Apalagi ditambah dengan peningkatan curah hujan yang terjadi selama puncak musim penghujan.
"Untuk mewaspadai muncul kerugian hingga korban jiwa, masyarakat dan pemerintah daerah dihimbau segera meningkatkan kewaspadaan dini kebencanaan," akunya.
Adapun puncak musim penghujan di wilayah Provinsi Jambi, diprediksi akan terjadi pada Desember 2023 hingga Januari 2024 dengan waktu diperkirakan pada sore, malam hingga dini hari.
Sebelumnya Pemprov Jambi juga sudah menetapkan bencana siaga Hidrometeorologi sejak 11 hingga 31 Desember 2023 mendatang. Status ini merupakan peralihan dari Siaga Darurat Karhutla yang dihentikan pada 10 Desember lalu. (*)