Jaga Makan Selama Liburan Agar Tak Kena Gangguan Kolesterol

Ilustrasi burger dan kentang goreng. FOTO: ANTARA/Pexels/Augustinus Martinus Noppé--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO-Menerapkan pola makan sehat dengan menghindari makanan tinggi lemak jenuh, kolesterol, makanan olahan, makanan dengan kadar garam dan kadar gula tinggi, menjadi langkah yang bisa masyarakat lakukan agar terhindar dari gangguan kolesterol termasuk saat liburan Natal dan Tahun Baru saat ini, menurut dokter spesialis penyakit dalam RS Pondok Indah – Puri Indah dr Wirawan Hambali, Sp.P.D.

"Peningkatan aktivitas fisik juga dapat membantu mencegah dan mengelola gangguan kolesterol. Penting juga untuk menghindari alkohol dan menghentikan kebiasaan merokok," kata dia melalui keterangan tertulis.

Kolesterol adalah lemak yang beredar di dalam tubuh. Di dalam darah, lemak kolesterol ini dibawa oleh protein. Gabungan keduanya disebut dengan lipoprotein.

Dalam kadar yang sesuai, kandungan tersebut sebenarnya dibutuhkan oleh tubuh dalam membantu membangun sel-sel baru, membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak.

BACA JUGA: Usai Dilantik, Komisioner Terpilih Langsung Tentukan Ketua dan Devisi

BACA JUGA: Usai Dilantik, Komisioner Terpilih Langsung Tentukan Ketua dan Devisi

Selain itu, senyawa ini juga dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan, produksi hormon, dan membentuk vitamin D. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi, hal tersebut dapat membahayakan tubuh karena akan menyebabkan berbagai penyakit dan komplikasi.

Kolesterol disebut mengalami gangguan, apabila nilainya berada di luar dari rentang nilai normal yang seharusnya. Kriteria diagnosis gangguan kolesterol salah satunya kolesterol total dengan nilai di atas 200 mg/dL (dianggap tinggi).

Selain itu, kolesterol LDL dengan nilai di atas 100 mg/dL dan trigliserida dengan nilai di atas 150 mg/dL (dianggap tinggi) serta kolesterol HDL dengan nilai di bawah 40 mg/dL pada pria dan 50 mg/dL pada wanita (dianggap rendah).

Wirawan mengatakan kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, gejala baru terasa saat kondisi ini mengarah pada pembentukan plak di dalam pembuluh arteri.

"Plak ini dapat mempersempit arteri sehingga hanya sedikit darah yang dapat melewatinya," kata dia.

Selanjutnya, pembentukan plak mengubah susunan lapisan arteri. Saat terjadi pengendapan pada dinding arteri, terjadi penurunan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.

Menurut Wirawan, kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke, sampai serangan jantung.

Berbicara faktor risiko kondisi ini, pola makan tidak sehat sering kali dianggap sebagai yang utama seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi.

Tag
Share