Zulhas Optimis Persatuan adalah Kunci Indonesia Maju
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan ketika menjadi narasumber dalam acara diskusi refleksi sumpah pemuda. --
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak generasi muda Indonesia untuk meneguhkan semangat persatuan dan menumbuhkan optimisme dalam membangun bangsa.
Ajakan itu disampaikan dalam kegiatan “Sudut Pandang : Refleksi Sumpah Pemuda” yang digelar DPP PAN di Jakarta.
Dalam sambutannya, Zulhas menegaskan pentingnya menjaga semangat persatuan di tengah keberagaman sebagai fondasi membangun Indonesia yang kuat.
“PAN itu logonya matahari. Matahari tidak pernah membeda-bedakan siapa pun. Yang penting kita ingin membuat Indonesia maju, ingin berbuat yang terbaik untuk Merah Putih. Kita tidak harus sama, tapi kita punya cita-cita perjuangan yang sama. Mari berbuat yang terbaik untuk Indonesia,” ujarnya.
Zulhas juga menyerukan pentingnya optimisme dalam menghadapi tantangan bangsa, mencontohkan keberhasilan Indonesia menekan impor beras hingga nol pada tahun ini sebagai simbol kemandirian nasional dan bukti nyata semangat gotong royong.
"Tahun lalu kita impor 4,5 juta ton, tahun ini nol, bahkan surplus empat juta ton. Kita bisa! Saudara-saudara, kita mesti optimis, kita bisa,” kata Zulhas penuh semangat.
Sekretaris Jenderal PAN Eko Hendro Purnomo menegaskan bahwa PAN merupakan rumah bagi gagasan, ide, dan aspirasi anak muda, serta mengajak generasi muda turut aktif mengisi ruang publik dengan gagasan yang produktif dan membawa manfaat bagi masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum GMNI Risyad Fahlevi menilai Sumpah Pemuda merupakan hasil kristalisasi panjang gerakan kaum muda Indonesia.
Ia menyebut, pada kongkres 1926 dan 1928, organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah telah meletakkan dasar perjuangan, termasuk isu kesetaraan gender dan pendidikan dalam konteks kebangsaan.
Diketahui, acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah Anggota DPR RI Fraksi PAN, antara lain Ahmad Najib Qodratullah, Farah Puteri Nahlia, Muhammad Syauqie, Slamet Ariyadi, serta Sekjen PAN Eko Hendro Purnomo, Wamendagri Bima Arya Sugiarto, aktivis kepemudaan, dan masyarakat umum. (gwb)