Suar Kelas X Akan Sering Terjadi Pada 2024
KARANG: Foto yang diambil pada 8 Juni 2023 ini memperlihatkan karang di perairan Pulau Fenjiezhou, Provinsi Hainan, Tiongkok selatan. FOTO: ANTARA/Xinhua/Zhang Liyun --
Sebelumnya, China sukses meluncurkan observatorium Matahari, Minggu (9/10/2022). Satelit pengamatan Matahari itu diberi nama Kuafu-1, merujuk pada raksasa dalam mitologi China yang ingin menangkap dan menjinakkan matahari.
China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC) menyatakan, peluncuran berlangsung pada Minggu pukul 07.43 waktu setempat dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan
Satelit dikuncurkan menggunakan roket Long March-2D dan berhasil mencapai orbit sebagaimana direncanakan. Kuafu-1 merupakan satelit observasi matahari pertama yang diluncurkan China.
Kuafu-1 akan mengamati Matahari dari orbit dengan ketinggian 720 kilometer di atas permukaan Bumi. Satelit itu diharapkan bisa mengungkap misteri tentang aktivitas matahari, terutama bagaimana medan magnet Matahari menciptakan emisi energi.
Satelit Kuafu-1 sangat penting karena saat ini jadi teleskop satelit dekat bumi pertama di dunia yang secara komprehensif akan memantau seluruh kondisi matahari.
Gan Weiqun, peneliti dari Purple Mountain Observatory (PMO) di bawah Chinese Academy of Sciences (CAS) mengatakan satelit itu akan mengobservasi semburan matahari, lontaran massa korona dan medan magnet matahari.
Dia mengatakan satelit Kuafu-1 akan memiliki banyak keuntungan ketika berada di luar angkasa. Pasalnya teleskop yang ada di bumi saat ini selalu terhambat dengan rotasi bumi. Jadi matahari hanya dapat diobservasi pada siang hari.
Berbeda dengan Kuafu-1 yang bisa terus menerus tanpa henti mengamati matahari. Pasalnya posisinya ada di luar bumi dan tidak terpengaruh oleh rotasi bumi.
"Satelit ini bisa menyelidiki matahari 24 jam setiap hari hampir sepanjang tahun. Satu-satunya time out kurang lebih tidak lama dari 18 menit," jelas Gan Weiqun.
Huang Yu, Associate Chief Designer dari Kuafu-1 mengatakan setiap harinya satelit itu akan mengirimkan data sebesar 500 gigabyte. Data itu setara dengan puluhan ribu gambar berkualitas tinggi.
Bahkan agar lebih detail lagi mengamati matahari, kemampuan fotografi Kuafu-1 bisa ditingkatkan secara otomatis. "Saat terjadi erupsi matahari, akan ada peningkatan fotografi secara otomatis untuk menghasilkan gambar yang lebih detail," jelas Huang Yu.
Diketahui Suar Matahari dan Semburan Plasma Magnet dari matahari adalah dua letusan berenergi tinggi dari atmosfer matahari. Semburan matahari itu menghasilkan semburan radiasi elektromagnetik yang bergerak dengan kecepatan cahaya, mencapai Bumi hanya dalam waktu 8 menit.
Suar Matahari dan Semburan Plasma Magnet juga dapat mempengaruhi bumi ketika mereka mencapai dan berinteraksi dengan atmosfer planet. Oleh karena itu, mempelajarinya dapat membantu peneliti memperkirakan letusan tersebut dengan data dari ASO-S, meminimalkan potensi gangguan pada sistem navigasi atau gangguan jaringan listrik.
"Peluncuran satelit ini akan memberikan kita kesempatan melihat dan mempelajari matahari dengan lebih bai lagi," ujar Gan Weiqun. (ant/*)