Baca Koran Jambi Ekspres Online

Keberhasilan PTKIN Tidak Hanya Diukur dari Akreditasi, tetapi dari Dampak Nyata bagi Masyarakat

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO— Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Kamaruddin Amin, menegaskan bahwa keberhasilan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tidak boleh semata-mata dilihat dari capaian akreditasi.

Menurutnya, kualitas sebuah kampus keagamaan justru harus tercermin dari seberapa besar manfaat yang mampu mereka hadirkan bagi masyarakat di lingkungan sekitar.
Pernyataan tersebut disampaikan Kamaruddin saat menghadiri Wisuda UIN Sultan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jamb.

Acara itu turut dihadiri Rektor UIN STS Jambi Kasful Anwar, Rektor IAIN Kerinci Jafar Ahmad, para wakil rektor, dekan, guru besar, Bupati Muaro Jambi Bambang Bayu Suseno, serta Kakanwil Kemenag Jambi Mahbub Daryanto.
Dalam sambutannya, Kamaruddin menegaskan bahwa akreditasi memang penting sebagai standar mutu pendidikan, namun hal tersebut bukan tujuan akhir dari penyelenggaraan perguruan tinggi.
“Akreditasi itu wajib dan harus dikejar. Tapi tujuan mendirikan perguruan tinggi jauh melampaui itu. Kampus harus memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat,” ujarnya.
Kamaruddin menilai indikator keberhasilan perguruan tinggi pada dasarnya dapat diukur dari kualitas alumni dan kontribusi mereka di masyarakat.

Ia menyoroti pentingnya peran lulusan PTKIN dalam peningkatan kualitas demokrasi, penguatan kerukunan umat beragama, literasi keagamaan, serta pembangunan sosial dan ekonomi.
“Untuk apa ada kampus yang megah, berdiri di tengah masyarakat, tetapi di sekelilingnya masih banyak orang miskin yang tidak bisa makan dan minum?” kata Kamaruddin mengingatkan.
Ia menekankan bahwa lulusan PTKIN seharusnya mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial di berbagai bidang.
Sekjen Kemenag juga mendorong PTKIN untuk meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah daerah, terutama dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang masih marak terjadi.

Beberapa persoalan yang ia soroti adalah stunting, tingginya tingkat perceraian, dan buta aksara Al-Qur’an.
Tidak hanya itu, ia menyinggung angka pengangguran terbuka nasional, di mana dari 7,26 juta pengangguran, sekitar 1,1 juta di antaranya merupakan lulusan perguruan tinggi.
“Alumni UIN tidak boleh ada yang menganggur,” tegasnya.
Ke depan, ia meminta kampus-kampus keagamaan Islam memperkuat hilirisasi keilmuan, sehingga mahasiswa tidak hanya menyelesaikan studi, tetapi juga dibekali kompetensi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.
Kamaruddin bahkan menyebut sejumlah bidang pengabdian yang dapat digeluti alumni PTKIN, seperti amil zakat, nazir wakaf, penyuluh agama, dai, pembimbing umat, hingga pendamping kelompok tani maupun UMKM di daerah.
Kepada para wisudawan, Kamaruddin memberikan pesan bahwa kompetensi akademik bukan satu-satunya penentu keberhasilan seseorang.

Ia menegaskan pentingnya nilai-nilai karakter yang harus dimiliki setiap lulusan.
“Jika ingin sukses, nilai seperti kejujuran, integritas, kerja keras, kesabaran, dan menghormati orang lain adalah nilai yang tidak pernah mati,” ujarnya.
Menutup sambutannya, Kamaruddin menyampaikan apresiasi kepada UIN STS Jambi atas dedikasi dan komitmen kampus dalam menyiapkan generasi muda yang berkontribusi bagi bangsa.
“Selamat kepada UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah mendidik anak-anak kita dan menanamkan nilai-nilai baik. Semoga para lulusan menjadi warga bangsa yang memberi manfaat,” pungkasnya.
Untuk mengakses layanan dan informasi seputar regulasi, pendidikan keagamaan, agenda nasional, serta publikasi digital, masyarakat dapat mengunjungi portal Kemenag di kemenag.go.id/layanan.
Kementerian Agama juga menyediakan saluran informasi resmi melalui WhatsApp untuk memudahkan publik dalam memperoleh kabar terbaru dari pusat maupun daerah. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan