Ditabrak Tongkang Batu Bara, 1 Fender Besi Jembatan Batanghari I Patah
DEMO: Anggota asosiasi supir dari Komunitas Supir Batu Bara (KS Bara) Jambi berunjuk rasa di depan Rumah Dinas Gubernur Jambi Senin kemarin (8/1). Mereka menuntut terkait dibukanya jalan nasional untuk angkutan batu bara. FOTO: ANDRI BA/JAMBIEKSPRES --
Sopir Demo di Rumah Dinas Gubernur
JAMBI, JAMBIEKSPRES.BACAKORAN.CO-Sebanyak dua tiang pengaman (fender) jembatan Batanghari 1 ditabrak tongkang beberapa waktu lalu. Akibatnya 1 fender yang terbuat dari besi baja itu patah dan satunya rusak.
Meski demikian pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Jambi menyatakan jembatan yang berusia 35 tahun itu masih aman dilewati pengendara.
Kepala Satker Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I, Azwar Edie mengatakan
menjawab kekhawatiran masyarakat, pihaknya memastikan jembatan masih aman untuk dilewati.
"Karena yang ditabrak pengaman jembatan (fender) dan bukan pondasi pilar jembatan, maka masih aman. Dibilang aman lantaran yang ditabrak bukan struktur bangunan utama jembatannya," jelas Edi Kepada Jambi Ekspres (8/1).
BACA JUGA:Tanpa Alasan Jelas, Sejumlah Honorer Sungai Penuh Dirumahkan
BACA JUGA:Ratusan Rumah Masih Terendam
Ia menjelaskan, sudah dilakukan peninjauan lapangan oleh tim PJN 1 dan Polrestas Jambi. Hasilnya ditemukan kerusakan pada dua titik fender yang ditabrak.
"Satu titik pipa baja itu sudah patah atau lepas dan satunya masih menempel namun sambungannya agak lepas," akunya.
Edi menerangkan fender berfungsi melindungi pilar jembatan. Dan memang sewaktu-waktu sebagai antisipasi agar pilar pondasi jembatan terlindungi. "Kalaupun ditabrak tak langsung roboh, hanya copot," katanya.
Dia mengatakan sebagai pihak pemilik aset, pihaknya bisa mengklaim kerusakan yang disebabkan kapal tongkang batu bara itu. "Kita bisa mengklaim kepada pihak yang menabrak fender itu. Prosedurnya kita panggil kita hitung dulu berapa kerugiannya dan akan dibuat surat kesanggupan dari perusahaan tersebut," akunya.
Untuk penanganan ia mengakui akan diprioritaskan pada klaim pihak penabrak.
"Tidak ada anggaran untuk perbaikan fender itu karena kejadiannya setelah anggaran APBN turun (ditetapkan), prioritas penanganan memang kita bisa minta klaim ke yang menabrak," akunya.