Tolak Politik Identitas, Selalu Diselimuti Kesejukan Toleransi

TUGU MINIATUR TOLERANSI : Tugu miniatur toleransi dan moderasi beragama di Desa Rama Agung, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. --

Tidak hanya soal agama, adat istiadat dan budayanya, suasana sejuk dan damai di Desa Rama Agung juga dirasakan pada setiap penyelenggaraan pesta demokrasi lima tahunan.

Desa rapi dan bersih, tidak ada alat peraga kampanye dipasang sembarangan dan  semrawut, apalagi alat peraga bernada provokatif yang berpotensi menyebabkan konflik.

kegiatan sosialisasi pun dilakukan melalui cara yang bermartabat. Para peserta pemilu mempromosikan diri mereka dengan cara yang tepat, menyampaikan visi dan misi dan tidak menjadikan politik identitas sebagai "jualan" agar rakyat memilih.

Masyarakat Desa Rama Agung juga menjadi kunci pemilu sejuk dan damai di Provinsi Bengkulu. Mereka memiliki literasi yang bagus soal kehidupan bermasyarakat, beragama, berintaeraksi antaragama, dan hal tersebut juga diaplikasikan dalam situasi pemilu.

Masyarakat di desa itu dengan tegas menolak kalau ada para peserta pemilu yang "memainkan" politik identitas, provokatif, negatif atau pun bermuatan kampanye hitam. Kemudian, para peserta pemilu juga sadar cara-cara buruk tersebut tidak laku jika dijadikan "jualan" di Desa Rama Agung.

Hal itu terbukti, beberapa kali pemilihan umum, Desa Rama Agung tetap sejuk dan damai menyikapi pemilu dan perbedaan pilihan dalam hajatan demokrasi itu.

Pada pemilu 2019, ada tiga orang warga Desa Rama Agung dengan latar belakang etnik dan agama berbeda ikut kontestasi dalam pemilihan anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Utara. Pada 2024 ini, bahkan ada lima kandidat anggota DPRD Kabupaten Bengkulu Utara merupakan warga desa moderasi beragama tersebut. Meskipun ada perbedaan dukungan politik, desa tersebut tetap aman dan damai, jauh dari perpecahan.

Peserta pemilu yang menggunakan cara-cara santun dalam meraih hati masyarakat, para pemuka agama dan pemuka adat tidak mau terlibat dalam dukung-mendukung di pemilu, pemerintahan desa pun menjamin hak dan kewajiban setiap warganya, menegakkan netralitas dan integritas dalam pemilu, merupakan sumber suasana sejuk.

Masyarakat di Desa Rama Agung menilai pesta demokrasi sudah pasti beda pendapat, beda pilihan dan dukungan, namun perbedaan tersebut jangan menjadi benih perpecahan di masyarakat. Perbedaan justru dijadikan kesempatan untuk menentukan pilihan terbaik sehingga terpilih sosok-sosok terbaik untuk menjadi pemimpin bangsa dan daerah.

"Dalam politik, semua punya kepentingan yang baik, semua punya tujuan yang sama ingin membangun negara ini menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, oleh sebab itu kami Desa Rama Agung mengajak masyarakat di sini, umumnya rakyat Indonesia agar tidak menjadikan perbedaan sebagai perpecahan, tapi menikmati kebersamaan mendorong sosok terbaik memimpin negeri," kata Putu Suriade, dalam perbincangan ANTARA.

Semangat

Ketua Banjar Adat Dharma Santi Desa Rama Agung Gede Rumania mengatakan masyarakat Desa Rama Agung bersemangat dalam menyukseskan Pemilihan Umum Serentak 2024.

Masyarakat pun siap terlibat aktif dalam menyukseskan Pemilu 2024. pada hari pemilihan nanti (Rabu, 14 Februari 2024) seluruh tempat pemungutan suara akan dihiasi dengan berbagai unsur budaya yang ada di desa tersebut.

Sebanyak 10 tempat pemungutan suara di Desa Rama Agung akan menampilkan ciri khas masing-masing. Tujuannya adalah menularkan semangat, memeriahkan pesta demokrasi dan juga menarik minat pemilih untuk menggunakan hak suara mereka pada hari pemungutan suara.

Selain menghias TPS dengan keragaman budaya Rama Agung, banjar adat setempat juga menyiapkan pecalang (pengamanan adat tradisional) untuk menjaga TPS pada hari pemungutan suara. Itu sebagai bentuk kontribusi desa dalam melayani masyarakat dan juga menjaga pemilu agar berlangsung sesuai asasnya, termasuk aman dan damai.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan