Awalnya Lewat Pos, Tapi Ganti Pilihan ke TPS

PEMILIH PEMULA: Laura (19 tahun), pemilih pemula yang berangkat dari Beppu, Oita, untuk mencoblos di TPS di Tokyo, Jepang. FOTO : ANTARA/ JUWITA TRISNA RAHAYU--

“Biar seru, Kak,” katanya.

Dia meyakini siapa pun presiden yang terpilih merupakan yang terbaik.

Para pemilih pemula dari Tokyo juga tak ketinggalan, seperti Aufa dan Harits yang tak mau menyia-nyiakan hak suaranya.

“Kalau buat saya sebagai pemilih pemula, ini berkesan banget karena pertama kalinya mencoblos untuk capres cawapres. Karena sebelumnya hanya mengikuti, tidak mencoblos,” kata Aufa.

Dia pun sempat mencari tahu tentang kandidat para calon pemimpin negeri itu melalui sosial media dan diskusi dengan keluarga.

“Sampai akhirnya saya yakin sama satu paslon karena melihat kerjanya yang dulu-dulu,” katanya.

Harits juga demikian. Sebagai pemilih, ia tidak ikut arus tetapi turut mencari rekam jejak para kandidat sebelum memilih.

“Saya memilih yang visi misinya sesuai dengan yang saya yakini,” katanya.

Salah satu pemilih dari Kanagawa, Hidayat Polim (33) mengaku memilih untuk menggunakan hak suara di TPS agar bisa merasakan suasana pesta demokrasi tersebut.

“Bisa langsung merasakan euforianya untuk Pemilu karena lima tahun sekali,” ujarnya.

Untuk memilih calon presiden dan wakil presiden, dia mengatakan menggali informasi lewat berita dan debat capres dan cawapres.

Hidayat berpesan kepada WNI di dalam maupjn luar negeri untuk memanfaatkan hak suaranya untuk menentukan nasib bangsa selama lima tahun ke depan.

Hal senada disampaikan oleh Risky Revily (27) yang baru pertama kali menggunakan hak suaranya di luar negeri.

“Meriah banget ya, ramai banget orang-orang juga pada antusias,” katanya.

Terkait menentukan pilihan calon presiden, Risky mengaku yakin sebab ia pernah bertemu dengan kandidat yang menjadi pilihannya itu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan