Donatur Harus Menghantri, Antara Tradisi dan Syiar

BUKA BERSAMA: Suasana buka bersama menu gulai kambing di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta. FOTO: ANTARA/LUQMAN HAKIM --

Takjil gulai kambing di Masjid Gedhe dikenal memiliki cita rasa yang khas dan gurih.

Setiap porsinya berisikan lengkap dengan kuah gulai berwarna kuning kunyit cenderung bening berpadu daging dan jeroan kambing, lalapan, dan nasi putih beralas daun pisang. Meski telah dibungkus kertas minyak, menu spesial itu masih disajikan di atas piring.

Sore itu, disiapkan sebanyak 1.500 bungkus nasi gulai kambing. Seiring terus meningkatnya jamaah yang datang, jumlah porsi gulai kambing pun terus ditambah setiap tahun.

Tak seperti pekan sebelumnya, porsi takjil masih tersisa belasan. Usai shalat maghrib berjamaah, pengurus pun mempersilakan jamaah kembali mengambil untuk dibawa pulang.

Tradisi dan Syiar

Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman Azman Latif mengaku tidak tahu pasti kapan tradisi buka puasa dengan gulai kambing itu bermula.

Meski demikian, dia menyebut pada akhir tahun 1960-an, menu gulai kambing itu sudah menjadi tradisi khas di Masjid Gedhe Kauman.

Mengutip laman suaramuhammadiyah.id, ada dua versi berbeda tentang asal muasal tradisi takjil gulai kambing ini. Pertama, bermula dari banyaknya warga yang mengadakan akikah putra-putrinya, yang dagingnya dibagikan untuk santapan berbuka puasa bagi jamaah masjid.

Pengurus masjid mengalokasikan hari Kamis sebagai waktu khusus bagi yang melakukan akikah, akhirnya berkembang menjadi sebuah tradisi baru.

Kedua, tradisi itu dimulai sejak pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang kerap berbagi makanan kepada kaum duafa, berupa menu makanan gulai kambing.

Terlepas kedua versi itu, penyajian menu daging kambing merupakan bentuk membahagiakan orang beribadah. Dengan harapan orang yang beribadah tidak merasa sedih dan susah.

Dalam waktu bersamaan, menu istimewa itu sekaligus menjadi sarana syiar agar makin banyak masyarakat yang tertarik meramaikan atau mengisi Ramadhan dengan ibadah dan berkegiatan positif di Masjid Gedhe.

Jurus itu pun membuahkan hasil. Jamaah yang datang untuk berbuka puasa sembari mendengarkan ceramah di Masjid Gedhe Kauman terus meningkat signifikan dari tahun ke tahun.

Dari mulanya hanya disiapkan ratusan porsi, kini panitia harus menyajikan 1.000 sampai 1.500 porsi gulai kambing bagi para jamaah.

"Kalau dulu Sunan Kalijaga syiar Islam pakai gamelan, Masjid Gedhe salah satunya menarik orang untuk datang ke mesjid dengan gulai kambing," ucap Koordinator Seksi Takjil Masjid Gedhe Kauman Djudjuk Inhari Edi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan