Tanggapi Insiden Tongkang Batu Bara Terbakar dan Kemarahan Warga, DPRD Temui Warga Tembesi

Anggota DPRD Provinsi Jambi sidak ke jembatan Tembesi pasca insiden tongkang batu bara--

MUARABULIAN, JAMBIEKSPRES.CO-Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jambi segera bertindak menyusul insiden di daerah Tembesi.

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Jambi, Abun Yani, bersama Rukiya Alfa Robi, merespons undangan ribuan warga dari Desa Rantau Kapas Mudo, Rantau Kapas Tuo, dan Pelayangan Muaro Tembesi yang berdekatan dengan jembatan bentang panjang Tembesi, Kabupaten Batanghari.
"Di sana, ada aksi warga dan insiden kapal batu bara terbakar yang diduga dilempar oleh massa dari atas jembatan Tembesi," kata Abun Yani.

BACA JUGA:Pemprov Medias dengan Warga Terkait Pembebaskan 34 Tongkang Batu Bara, PPTB Mulai Perbaiki Jembatan Tembesi

BACA JUGA:Tim Satgas Wasgakkum Jambi Putuskan Menghentikan Angkutan Batu Bara di Jalur Sungai Batanghari
Setibanya di lokasi, mereka langsung berdialog dengan warga yang menunggu, membahas tuntutan mereka terhadap pemerintah.
"Kami berharap dapat menciptakan situasi yang kondusif di masyarakat dengan melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat," tambahnya.
Abun Yani berkoordinasi dengan Wakil Ketua Satgas Pengawasan dan Penegakan Hukum (Wasgakkum) Provinsi Jambi, Johansyah, untuk menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
"Saya secara pribadi mengucapkan terimakasih kepada masyarakat sini yang rela berjuang untuk kepentingan semua umat karena Jembatan urat nadi lalu lintas jalan nasional, kalau misalnya roboh siapa yang akan bertanggung jawab," tegasnya.

BACA JUGA:Satu Investor Tak Tunjukkan Progres Terkait Pembangunan Jalan Khusus Batu Bara

BACA JUGA:Jalur Sungai Belum Siap untuk Angkutan Batu Bara, Kapal Penabrak Fender Dilarang Berlayar
Politisi Partai Gerindra itu meminta Pemerintah bertindak tegas terhadap pengusaha tambang.
"Tidak menolak hasil tambang di Jambi untuk digeruk, akan tetapi bilamana ada kerusakan tolong diperbaiki," ujarnya.
Tokoh Masyarakat dari tiga desa di Kabupaten Batanghari, Samsul Bahri, menambahkan bahwa insiden yang terjadi adalah akibat kapal yang melintas, menyebabkan kemarahan warga yang telah berjaga selama sembilan hari terakhir untuk menjaga keamanan Jembatan Tembesi.
"Kita tidak tahu orangnya itu massa sendiri ya di atas (jembatan), saat itu saya sedang berada di bawah," ungkapnya.

BACA JUGA:Walhi Sebut Sungai Bukan Jalur Angkutan Tambang Batu Bara

BACA JUGA:Fender Jembatan Aur Duri 1 Ditabrak Tongkang Batu Bara, Kelayakan Angkutan Harus Dikaji
Pertemuan tersebut menegaskan perlunya koordinasi yang kuat antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam menjaga keamanan infrastruktur vital seperti Jembatan Tembesi. (*)

Tag
Share