Peluang Petahan Menang di Pilkada Jambi, Kinerja Akan Jadi Penentunya

Ilustrasi Pilkada Serentak 2024--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.Co - Sebanyak empat kandidat petahana memastikan diri kembali adu peruntungan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Tiga diantaranya maju di pemilihan Bupati/walikota dan satu lagi pada pemilihan  gubernur (Pilgub) Jambi.

Mereka adalah Al Haris yang maju sebagai bakal calon gubernur Jambi. Pada Pilgub Jambi 2024, Al Haris kembali akan menggandeng Wakil Gubernur (Wagub) Jambi Abdullah Sani sebagai pasangannya.

Ada juga Muhammad Fadhil Arief yang kembali maju untuk periode kedua di Pilkada Batanghari. Ketua DPW PPP Provinsi Jambi itu juga kembali menggandeng Wakil Bupati (Wabup) Bakhtiar sebagai pendampingnya.

Berbeda dengan Ahmadi Zubir yang maju di Pilwako Sungai Penuh. Politisi PDIP itu tampaknya memilih berpisah jalan dengan wakil walikota Alvia Santoni (Antos) untuk maju di periode keduanya.

Begitu juga dengan bupati Anwar Sadat yang maju di Pilkada Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar). Ia akan bersaing dengan Wakil Bupati Hairan yang maju sebagai penantan untuk meneruskan periode keduanya.

Lantas bagaimana peluang petahana di Pilkada 2024? Pengamat politik Jafar Ahmad menilai peluang petahana untuk terpilih kembali sangat terbuka karena memiliki semua potensi kekuatan. “Peluang petahan tentu terbuka. Mereka punya semua potensi untuk menang,” ujarnya. 

Hanya saja dalam kondisi tertentu, petahana juga bisa tumbang apabila tidak bisa mengkapitalisasi kekuatan. Terlebih penantang yang dihadapi adalah figure kuat dengan dukungan dan sumber daya yang besar. “Tapi pada Pilkada 2024 petahana juga perlu berhati-hati, apalagi penantang memiliki dukungan yang besar,” katanya. 

Menurut Jafar, peluang petahana bisa dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja selama menjabat. Jika tingkat kepuasan tinggi, maka ada kemungkinan mereka akan dipercaya kembali. 

“Tapi apabila kepuasan rendah. Ini bisa menjadi ancaman bagi petahana. Idealnya, tingkat kepuasan untuk petahana itu harus berada diatas 75 persen,” katanya. 

Tingkat kepuasan ini, kata Jafar, penting menjadi catatan, sebab yang puas saja belum tentu memilih. Sedangkan yang tidak puas sudah dipastikan tidak akan memilih. “Tapi ini pelu diukur dengan metode survei. Bagaimana hasilnya  akan terlihat,” jelasnya. 

Sementara itu, Hadi Suprapto Rusli juga memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda. Dalam pertarungan politik terutama Pilkada, petahana memiliki peluang besar dengan berbagai potensi. 

Di Pilgub Jambi misalnya, petahana  tentu sangat diperhitungkan. Namun apabila petarungan berlangsung haed to head, tentu akan menjadi sangat seru untuk dinantikan. “Kalau head to head  akan menjadi seru. Posisi wakil akan sangat menentukan untuk memenangkan pertarungan,” sebutnya. 

Hadi juga menilai bahwa tingkat kepuasan terhadap petahana juga menentukan untuk terpilih kembali. Jika tingkat kepuasan terhadap kinerja petahana rendah, maka akan menjadi ancaman. 

Tag
Share